Setelah sekitar dua puluh hari penculikan dan penyiksaan, Junko, entah bagaimana caranya, berhasil menghubungi nomor darurat untuk memanggil polisi.
Namun, dia diketahui oleh anak laki-laki yang memutuskan panggilan dengan merebut telepon darinya sebelum Junko bisa berbicara.
Lalu, Junko dihukum berat dengan membakar kakinya, dengan menuangkan bahan bakar yang ringan ke kakinya dan menyulutnya dengan api, hingga dia tidak bisa berjalan.
Junko tidak bisa bernapas karena gumpalan darah di hidungnya.
Dia mengalami pendarahan dalam dan karena itu dia tidak bisa mencerna makanan yang membuatnya muntah.
Tapi para penyiksa yang tidak manusiawi itu memukulinya karena membuat karpet kotor dengan muntahan.
Junko berhenti buang air kecil setelah sekitar 30 hari, gendang telinganya juga rusak.
Tidak mampu lagi menahan rasa sakit itu, Junko akhirnya memohon untuk dibunuh dan diselesaikan semuanya.
Akhirnya, para penyiksa memutilasinya pada hari ke-44 penculikannya.
Anak-anak lelaki itu tidak menyayangkan tubuh yang dimutilasi dan dipukuli dengan barbel besi.
Mereka kemudian menuangkan cairan pemantik ke wajah, perut, kaki, dan wajahnya, lalu dibakar.
Penyiksaan terakhir ini berlangsung sekitar dua jam, dan kemudian hari itu, pada tanggal 4 Januari 1989, Junko akhirnya meninggal.
Bagian paling menyedihkan dari kisah Junko Furuta adalah bahwa para pembunuh brutal itu tidak diberikan hukuman mati atau penjara seumur hidup, karena mereka semua berusia di bawah 18 tahun.
Miyano dijatuhi hukuman dua puluh tahun, sementara tiga anak laki-laki lainnya hanya hukuman tujuh tahun.
Empat anak laki-laki itu mungkin telah dibebaskan dari penjara sekarang.
Sudah lebih dari tiga dekade sejak insiden malang itu terjadi, yang mengakibatkan kematian Junko Furuta.
Orang-orang masih mengingat gadis lugu itu dan menyimpannya dalam doa-doa mereka.
Sangat menyedihkan mengetahui bahwa sangat sedikit keadilan yang telah dilakukan terhadap pembunuhan brutal Junko Furuta.
Gadis yang tidak bersalah itu harus melalui rasa sakit yang tak tertahankan karena tidak melakukan apa-apa.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR