Putin Bandingkan Dirinya dengan Peter The Great, Bukan Sekadar Soal Sumber Daya atau Kekuasaan, Putin 'Ngotot' Perjuangkan Identitas Jiwa Rusia

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Rusia Vladimir Putin.

Intisari-Online.com -Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (9/6/2022) memberikan penghormatan kepada Tsar Peter the Great pada peringatan 350 tahun kelahirannya.

Putin juga menarik hubungan antara apa yang ia gambarkan sebagai upaya bersejarah keduanya mereka untuk memenangkan kembali tanah Rusia.

"Peter the Great mengobarkan Perang Utara Besar selama 21 tahun. Tampaknya dia berperang dengan Swedia, dia mengambil sesuatu dari mereka."

Dilansir Reuters, dalam komentar yang disiarkan televisi pada hari ke-106 perangnya di Ukraina, ia membandingkan perjuangan Peter dengan tugas yang dihadapi Rusia saat ini.

Putin telah berulang kali berusaha untuk membenarkan tindakan Rusia di Ukraina, di mana pasukannya telah menghancurkan kota-kota, membunuh ribuan dan membuat jutaan orang mengungsi.

Dia mengemukakan pandangan sejarah yang menegaskan bahwa Ukraina tidak memiliki identitas nasional atau tradisi kenegaraan yang sebenarnya.

Peter the Great adalah seorang modernis otokratis yang dikagumi oleh orang-orang Rusia yang liberal dan konservatif.

Dia jadi inspirasi nama ke ibu kota baru, St Petersburg, kampung halaman Putin, yang dibangun di atas tanah yang ditaklukkannya dari Swedia.

Putin ingin Rusia kembali

Putin melihat Ukraina sebagai tanah Rusia yang penting bagi gagasannya mengenai Russkiy Mir (Dunia Rusia).

Untuk seorang nasionalis Rusia seperti Putin, ibukota Ukraina Kyiv adalah ibu dari semua kota Rusia.

Inilah sebabnya mengapa Putin terkenal dengan menyebut runtuhnya Uni Soviet sebagai "bencana geo-politik terbesar abad kedua puluh".

Ucapan itu sering diulang-ulang, namun seringnya tidak dipahami oleh banyak orang.

Putin tidak ingin komunisme kembali, dia ingin Rusia kembali.

Malapetaka itu bukanlah runtuhnya Marxis-Leninisme, namun penderitaan rakyat.

Orang-orang Slavia yang berbahasa Rusia terputus dari ibu Rusia.

Karena Barat bahkan tidak memahaminya.Barat dimaksudkan untuk menjadi tempat di luar identitas.

Vladimir Putin melihatnya liberalisme Barat sebagai kelemahan.

Dia telah mengecam Barat karena perang budaya dan politik identitasnya yang korosif.

Sementara itu, Putin sendiri berperan besar dalam penulisan identitas. Dia memainkannya dengan keras.

Baca Juga: Sampai Bikin Vladimir Putin Ketakutan Setengah Mati, Rupanya Pemimpin Rusia Itu Sangat Jetakutan Jika Sampai Diracuni, Bahkan Sampai Pecat 1.000 Pegawainya Gara-Gara Hal Ini

(*)

Artikel Terkait