Intisari-Online.com - Perang Rusia di Ukraina yang dimulaipada 24 Februari 2022 lalu masih berlangsung hingga saat ini.
Dalam beberapa pekan terakhir, Rusia dan Ukraina telah memfokuskan sebagian besar sumber daya mereka pada perjuangan untuk menguasai wilayah industri timur Donbas, nasib garis pantai Laut Hitam Ukraina yang tersisa di Odesa dan Mykolaiv sangat penting untuk memastikan masa depan ekonomi negara itu.
Gubernur Wilayah Mykolaiv Vitaliy Kim mengatakan, untuk membuat terobosan signifikan di selatan negara itu, seperti merebut kembali kantong Wilayah Kherson yang dikuasai Rusia di atas Sungai Dnipro, Ukraina kemungkinan akan membutuhkan lebih usaha - baik dengan membebaskan pasukan di timur atau melalui mobilisasi tambahan.
Dan Kyiv menyadari masih ada risiko bahwa Rusia akan melakukan serangan baru di kota-kota besar Mykolaiv dan Zaporizhzhia.
Menurut Kim, dalam beberapa bulan mendatang Rusia mungkin akan memiliki beberapa peluang untuk menyerang Zaporizhzhia dan Mykolaiv.
Tetapi untuk saat ini, dia tidak melihat ada pengelompokan kembali, pasukan besar Rusia untuk menyerang.
Segala sesuatunya bergerak sangat lambat saat ini, tapi “situasinya bisa saja bergerak dengan sangat cepat kemudian”, kata dia.
Saat Rusia melancarkan serangan di kota-kota besar Ukraina, Rusia rupanya juga mengirim superioritas udaranya di Timur Tengah, ada apa?
Melansir The EurAsian Times, Kamis (9/6/2022), di tengah meningkatnya ketegangan regional, Kementerian Pertahanan Suriah menyatakan pada hari Selasa bahwa angkatan udaranya berpartisipasi dalam latihan bersama dengan Rusia.
Ini diyakini sebagai latihan pertama sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina.
Dua jet tempur Su-35 Rusia dan enam pesawat MiG-23 dan MiG-29 Suriah menggelar latihan tempur dengan pesawat tempur dan drone “bermusuhan”, menurut kementerian tersebut.
Pilot Suriah menanggapi ancaman dengan perlindungan dan dukungan dari jet tempur Rusia, kata kementerian itu.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR