Intisari-Online.com - Ketegangan di semenanjung Korea meningkat setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) meluncurkan uji coba rudal balistik pada minggu ini.
Mereka menembakkan delapan rudal permukaan-ke-permukaan ke laut sebagai tanggapan atas peluncuran rudal balistik Korea Utara dalam jumlah yang sama pada hari sebelumnya.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol mengatakan program rudal nuklir dan rudal balistik Korea Utara telah mencapai tingkat di mana mereka mengancam perdamaian regional dan dunia.
Oleh karenanya, dia meminta Korea Utara ditindak dengan tegas.
Dilansir dari express.co.uk pada Kamis (9/6/2022), uji coba rudal Korea Utara telah menimbulkan kekhawatiran selama bertahun-tahun.
Tetapi pada tahun 2018, ternyata salah satu uji coba Pyongyang tidak berjalan sesuai rencana.
Washington mengatakan pada saat itu sebuah rudal Korea Utara menabrak salah satu kotanya sendiri setelah kegagalan kritis hanya beberapa menit setelah peluncurannya.
Rudal balistik jarak menengah Hwasong-12 awalnya dianggap tidak berfungsi di tengah penerbangan setelah ditembakkan pada tahun 2017.
Hulu ledak dilaporkan mendarat di Tokchon, sekitar 90 mil utara ibukota Pyongyang, dengan populasi sekitar 200.000 orang.
Setelah diluncurkan dari lapangan terbang Pukchang, rudal itu terbang sekitar 24 mil ke timur laut, kata laporan itu.
Rudal itu terbang tidak lebih tinggi dari sekitar 43 mil.
Selain Korea Selatan dan AS, sikap Korea Utara membuat khawatir Jepang.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR