Setelah selir Duan mundur bersama para pelayannya dan kaisar ditinggalkan sendirian, para wanita itu mengambil kesempatan untuk menyerang.
Mereka menahan kaisar sementara seorang selir mencoba mencekiknya dengan pita dari rambutnya.
Percobaan pembunuhan itu gagal dan harus dibayar 'mahal' oleh para wanita istana Kaisar Jiajing.
Sementara kaisar tidak sadarkan diri sampai sore berikutnya, permaisuri mengambil tindakan sendiri dengan menyuruh para wanita istana dieksekusi.
Dalam eksekusi tersebut, Selir Duan termasuk salah satunya, meskipun kemudian ia terbukti tidak terlibat dalam plot, namun fakta bahwa upaya pembunuhan terjadi di kamarnya memberikan alasan yang cukup bagi Permaisuri untuk mengeksekusinya.
Bagaimana cara para wanita istana dan selir di masa pemerintahan Kaisar Jiajing itu dieksekusi dikenal sebagai eksekusi paling mengerikan dalam sejarah.
Metode eksekusi itu dikenal sebagai Lingchi, sebuah metode yang digunakan selama ratusan tahun.
Melansir allthatsinteresting.com, Metode penyiksaan Tiongkok kuno yang dikenal sebagai lingchi ini diterjemahkan secara longgar menjadi "pengirisan lambat," "kematian yang tersisa," atau "kematian dengan seribu luka".
Ini digunakan sebagai metode eksekusi dari abad ketujuh hingga 1905, saat metode itu kemudian secara resmi dilarang.
Seperti namanya, lingchi adalah proses yang berlarut-larut dan brutal, di mana seorang algojo akan memberikan 'keadilan' kepada berbagai pelanggar hukum dengan memberikan serangkaian sayatan pada kulitnya.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR