Intisari-Online.com - Semakin mendekati Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, tampaknya para pendukung tokoh yang digadang-gadang bakal maju sebagai Calon Presiden (Capres) RI mulai menunjukkan dukungannya.
Misalnya yang dilakukan konten kreator Gus AA dalam akun Youtube Tanda Tanya Politik.
Tapi, bukan hanya menyampaikan alasan mengapa harus Ganjar Pranowo yang menjadi capres, bahkan dalam video tersebut utamanya Gus AA menyudutkan Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Seperti diketahui, Puan Maharani pun digadang-gadang bakal menjadi capres yang diusung PDI Perjuangan.
Video itu sendiri berjudul "Kenapa Rayat Ga Pilih Puan Maharani?",yang diunggah pada 16 Mei 2022.
Mengawali videonya, Gus AA mengangkat isu agama, mengatakan bahwa wanita tidak bisa menjadi pemimpin.
"Dalam Islam pemimpin itu digambarkan sebagai imam. Maka seseorang yang wajib menjadi imam adalah laki-laki.
"Selama ada laki laki, wanita, cewek, ibu-ibu, emak-emak, teteh, enggak bisa jadi imam, enggak bisa jadi pemimpin," begitu komentar Gus AA dalam video berdurasi 8.53 menit tersebut.
Selain membandingkan dengan Puan, dalam video tersebut Gus AA juga membandingkan kelayakan Ganjar menjadi capres dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Gus AA juga menyebut bahwa Ganjar Pranowo adalah calon tunggal yang akan jadi presiden di 2024.
Sementara pendukungnya membandingkan Ganjar Pranowo dengan tokoh-tokoh lain, terutama Puan Maharani, survei malah menunjukkan bahwa popularitas Ganjar berada di bawah tokoh-tokoh tersebut.
Hasil survei yang dilakukan Indonesia Political Opinion (IPO) pada periode 23-28 Mei 2022 itu bahkan menunjukkan bahwa popularitas Puan Maharani mengungguli Ganjar Pranowo.
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam diskusi Polemik Trijaya FM secara virtual, Sabtu (4/6/2022), menyampaikan hasil survei menunjukkan bahwa popularitas Puan Maharani berada di posisi 5 dengan tingkat popularitas 69,3 persen.
Sementara itu, Ganjar Pranowo yang berada di posisi 6 dengan tingkat popularitas 61,4 persen.
Tokoh yang menempati posisi popularitas tertinggi adalah Prabowo Subianto, dengan 96,2 persen.
Kemudian disusul Anies Baswedan 88,1 persen, Sandiaga S Uno 84,0 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono 71,3 persen.
"Dari sisi tingkat popularitas di mata responden, Puan Maharani ungguli Ganjar Pranowo, situasi ini sebenarnya membuat Puan lebih potensial terusung," ujar Dedi.
Di samping itu, Dedi mengatakan, dari aspek kesukaan, tercatat 98,3 persen responden menyukai pengusaha Yusuf Hamka dan 97,3 persen responden menyukai sosok Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi.
"Hary Tanoe Soedibjo 95,1 persen dan Dedi Mulyadi 94,0 persen, tetapi mereka ini popularitasnya kecil sekali," ucapnya.
Adapun wawancara penelitian ini dilakukan hybrid secara tatap muka sebanyak 480 responden dan sambungan telepon.
Data telepon merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei pada tahun 2019-2021.
Dari total populasi tersebut, terdapat 7.200 yang memungkinkan untuk menjadi responden hingga terambil secara acak sejumlah 720 responden. Dengan demikian, total keseluruhan sebanyak 1.200 responden.
Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2.90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen.
Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sampel bertingkat.
Dengan teknik tersebut, setiap anggota populasi (responden) miliki peluang setara untuk dipilih atau tidak menjadi responden.
Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spot check pada 15 persen dari total populasi sampel dan pengujian metode pra-research.
Popularitasnya berada di posisi yang lebih unggul dari Ganjar Pranowo, rupanya elektabilitas PDIP justru diperkirakan bakal menurun jika mengusung Puan Maharani sebagai capres.
Menurut Survei yang dilakukan Lembaga Survei Indo Riset, elektabilitas PDIP naik menjadi 29,2 persen jika mendukung Ganjar sebagai capres 2024. Sementara elektabilitas PDIP dalam simulasi tertutup 24 persen.
Sedangkan jika mengusung Puan elektabilitas PDIP justru turun. Potensi suara PDIP jika mendukung Puan sebesar 23,6 persen. Sementara elektabilitas PDIP dalam simulasi tertutup 24 persen.
"Bila PDIP mencalonkan Ganjar suaranya naik jadi 29 persen. Kalau Puan jadi 23,6 persen," kata Peneliti Indo Riset Roki Arbi.
Survei dilakukan pada 11-17 April 2022 dengan jumlah sampel 1.100 sample yang dipilih dengan metode multistage random sampling.
Dalam proses kendali mutu, data yang valid untuk dianalisis sebesar 1.096. Margin of eror hasil survei kurang lebih 2,96 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
(*)