Bak Dikhianati di Dalam Rumah Sendiri, Kota-kota di Ukraina Ini Malah Sebut Punya Masa Depan Jika Bergabung dengan Rusia, Ini Alasannya

Tatik Ariyani

Editor

(Ilustrasi) Perang Rusia dan Ukraina - Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky
(Ilustrasi) Perang Rusia dan Ukraina - Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky

Intisari-Online.com -Sejak dimulai pada 24 Februari 2022 lalu, serangan Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-91.

Serangan Rusia ke Ukraina kini memasuki fase paling aktif, dengan pertempuran di Ukraina timur bisa jadi akan menentukan nasib negara itu, menurut juru bicara kementerian pertahanan Ukraina, Oleksandr Motuzyanyk.

“Situasi di front (timur) sangat sulit karena nasib negara ini mungkin sedang diputuskan (di sana) sekarang.”

Pasukan Rusia telah menguasai tiga kota wilayah Donetsk termasuk Svitlodarsk, menurut gubernur regional, Pavlo Kyrylenko.

Bak semakin menambah keterurukan Ukraina, kota-kota di Ukraina ini justru sebut punya masa depan jika bergabung dengan Rusia.

Vladimir Rogov, anggota dewan pemerintah lokal pro-Rusia, mengatakan kepada Sputnikbahwa wilayah Zaporozhye tidak akan kembali ke kendali Ukraina.

Aspirasi pemerintah wilayah Zaporozhye di tenggara Ukraina adalah menjadi bagian dari wilayah Rusia, kata Rogov, melansir 24h.com.vn, Rabu (25/5/2022).

“Hanya ada satu masa depan untuk wilayah Zaporozhye. Yaitu menjadi bagian dari wilayah Rusia, bagian dari Federasi Rusia. Kami tidak membutuhkan zona abu-abu, kami tidak membutuhkan Republik Zaporozhye. Kami ingin menjadi bagian dari Rusia, seperti ratusan tahun yang lalu," kata Rogov.

“Warga wilayah Zaporozhye ingin pergi ke Rusia, butuh beberapa bulan untuk pindah agama. Semakin banyak orang mendukung integrasi dengan Rusia,” tambahnya.

Menurut Rogov, jalan menuju integrasi dan reunifikasi dengan Rusia akan dimulai setelah tentara Rusia menguasai kota Zaporozhye, ibu kota provinsi dengan nama yang sama.

Saat ini, tentara Rusia menguasai dua pertiga provinsi.

"Kami percaya bahwa Rusia akan segera menguasai ibu kota Zaporozhye," kata Rogov.

Menurut Rogov, wilayah Zaporozhye dapat menjadi bagian dari provinsi selatan Federasi Rusia.

Awal bulan ini, pemimpin provinsi Kherson, yang berbatasan dengan Zaporozhye di barat, mengumumkan rencana untuk bergabung dengan Rusia, menggunakan rubel Rusia, serta membuka kemungkinan bagi militer Rusia untuk mendirikan pangkalan militer.

Kirill Stremousov, salah satu pemimpin tertinggi pemerintah provinsi Kherson, mengatakan: “Kherson adalah orang Rusia. Akan ada dekrit dari pemimpin wilayah Kherson kepada Presiden Rusia dan akan ada proposal untuk menjadikan wilayah itu sebagai wilayah resmi Rusia."

Menanggapi pernyataan ini, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada 11 Mei: "Menjadi bagian dari Federasi Rusia atau tidak adalah keputusan rakyat wilayah Kherson. Orang-orang di sini yang akan menentukan nasib mereka.”

Baca Juga: Sempat Jadi Tumpuan Ukraina Untuk Melawan Rusia, Mendadak Ukraina Malah Sebut Kecewa dengan Tindakan NATO, Sampai Menyebutnya Munafik Gara-Gara Hal Ini

Baca Juga: Dibanggakan Setinggi Langit oleh Vladimir Putin Sebagai Senjata Pemusnah Massal, Siapa Sangka Lebih dari 60% Hulu Ledak Nuklir Rusia Malah 'Tidak Berfungsi'

Artikel Terkait