Intisari-Online.com -Skizofrenia merupakan suatu kondisi gangguan otak yang dapat mempengaruhi cara seseorang berkelakuan, berpikir dan melihat sekelilingnya. Jika seseorang menderita skizofrenia hal yang paling menonjol adalah ia memiliki pandangan yang tidak pasti mengenai kenyataan, sehingga terdapat kecenderungan penderita skizofrenia yang dapat berhalusinasi, berbicara dengan cara bicara yang aneh dan membingungkan. Tidak hanya itu„ penderita skizofrenia akan merasa paranoid jika orang lain sedang berusaha melukai dirinya hingga merasa dirinya sedang diawasi.
Nah hal inilah yang mengakibatkan pwnderita memiliki berbagai kecenderungan tersebut. Hal yang paling menyulitkan adalah penderita skizofrenia sangat sulit membiasakan diri dalam aktivitas sehari-hari dan cenderung menarik diri dari dunia luar atau bertingkah dengan rasa takut dan kebingungan.
Walaupun tergolong serius, penderita skizofrenia dapat memperoleh pertolongan berupa dukungan, obat-obatan dan terapi sehingga dapat menjalani kehidupan yang normal.
Berikut beberapa gejala awal dari kondisi skizofrenia:
1. Penderita umumnya memiliki sifat yang eksentrik.
2. Cenderung malas dan tidak menunjukkan emosi apapun, serta tertutup dan terisolir.
3. Cenderung mengabaikan penampilan mereka.
4. Sering menyebutkan hal-hal yang tidak lazim.
5. Seakan tak peduli dengan kehidupan.
6. Sering kali meninggalkan hobi dan aktivitasnya, serta mengalami penurunan pada kemampuan belajar dan bekerja.
Biasanya skizofrenia akan muncul secara tiba-tiba pada siapa saja dan tanpa peringatan. Pasalnya ada beberapa orang yang mengalami kondisi skizofrenia secara perlahan dan bertahap, serta menunjukkan penurunan drastis lama sebelum episode gejala skizofrenia pertama yang muncul. Dan umumnya, orang-orang yang ada di dekat penderita skizofrenia akan cenderung merasakan adanya keanehan meski tidak tahu apa penyebabnya
Sedangkan„ unyuk gejala yang pasti penderita skizofrenia meliputi pengasingan diri, agresivitas disertai rasa curiga berlebih, kebersihan pribadi yang berkurang, pandangan kosong, ketidakmampuan untuk berekspresi, tawa dan tangis yang muncul yang tidak sesuai pada tempatnya, depresi, insomnia atau terlalu banyak tidur, ungkapan yang aneh atau irasional, mudah lupa dan tidak dapat berkonsentrasi, reaksi ekstrem terhadap kritik serta penggunaan kata yang aneh atau cara bicara.
Tipe-tipe skizofrenia yang mungkin dialami biasanya ditandai oleh karakteristik berupa adanya delusi, halusinasi, cara bicara yang tidak teratur, sikap yang tidak beraturan dan gejala negatif-negatif lainnya. Meski demikian, gejala skizofrenia tidak selalu sama pada setiap orang, baik itu gejala maupun tingkat keseriusan.
1. Delusi
Delusi ditandai dengan adanya pemikiran bahwa sesuatu terjadi secara nyata meskipun sudah ada bukti bahwa hal tersebut tidak nyata. Penderita skizofrenia biasanya pasti memiliki delusi, dan akan melibatkan fantasi yang tidak logis dan cenderung aneh. Beberapa delusi yang mungkin terjadi meliputi:
• Delusi tuduhan, merasa bahwa adanya orang yang ingin menjebak dan berusaha melukai dirinya.
• Delusi referensi, di mana terdapat kejadian alam atau kejadian sekitar dan sifatnya sehari-hari yang dianggap sebagai suatu pertanda atau pesannya yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirinya.
• Delusi grandeur, di mana penderita merasa adanya tokoh penting yang memiliki kekuatan yang tidak biasa atau merasa bahwa dirinya adalah inkarnasi tokoh penting.
• Delusi kontrol, di mana penderita merasa pikiran atau sikapnya dikontrol oleh pihak luar, bahkan makhluk asing berupa alien.
2. Halusinasi, yang hadir dalam bentuk suara atau sensasi lainnya yang dialami secara nyata meski sebenarnya hanya bersumber dari pikiran seseorang. Halusinasi umumnya hanya melibatkan lima indera saja, mulai dari halusinasi suara hingga halusinasi penglihatan. Kebanyakan penderita skizofrenia hanya salah paham menganggap perkataan yang ada dalam pikiran sebagai suara dari luar. Halusinasi yang dialami penderita skizofrenia cenderung dalam bentuk suara dari sosok yang dikenal dan menyuarakan hal-hal yang bersifat mengkritik dan menyiksa, terutama saat penderitanya sedang seorang diri.
3. Cara berbicara yang tidak beraturan
Hal ini dapat terjadi karena adanya kesulitan berkonsentrasi yang dialami oleh penderita skizofrenia. Mulai dari respons yang tidak berkaitan, pembicaraan yang tidak berhubungan satu sama lain, perkataan yang diulang-ulang serta berima dan perkataan yang tidak masuk akal.
4. Sikap yang tidak beraturan
Penderita skizofrenia akan menemui kesulitan dalam mencapai suatu aktivitas yang berorientasi pada suatu tujuan, sehingga untuk mengurus diri sendiri pun penderita skizofrenia akan mengalami kesulitan, apalagi bekerja dan berinteraksi dengan orang lain.
5. Gejala-gejala negatif atau ketiadaan sikap normal, yang meliputi kurangnya ekspresi emosi berupa ekspresi wajah dan kontak mata, kurangnya antusiasme, kurangnya kepedulian terhadap dunia sekitar hingga kesulitan dan gangguan pada kemampuan berbicara.
Penyebab dari skiofrenia sendiri hingga kini masih belum terdeteksi dan kebanyakan terjadi sebagai hasil dari interkasi kompleks antara faktor lingkungan serta faktor keturunan. Berawal dari adanya potensi genetik menderita skizofrenia, adanya dukungan lingkungan seperti terjadinya stres atau pelecehan akan menyebabkan gejala semakin mudah untuk muncul.
Selain kedua faktor yang sudah disebutkan, adanya struktur otak yang memang abnormal dapat berperan dalam kondisi skizofrenia. Ventrikel otak yang membesar membuat jaringan otak berkurang dan memicu terjadinya gangguan skizofrenia. Selain itu, adanya aktivitas yang kurang pada bagian frontal lobe di mana otak bekerja untuk berencana, berpikir dan mengambil keputusan dapat juga memerankan peranan dalam kondisi skizofrenia.
Efek samping dari kondisi skizofrenia sendiri tergolong tidak ringan. Dapat terjadi masalah pada hubungan dengan orang terdekat karena adanya kecenderungan penderita untuk mengisolasi diri, adanya gangguan pada aktivitas normal, pelarian ke alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang serta adanya risiko bunuh diri yang harus diwaspadai oleh orang-orang terdekat.
Bagi siapa saja yang mendeteksi adanya kecenderungan skizofrenia pada orang-orang terdekat, langsung lakukan tindakan turun tangan untuk membantu penderitanya. Tunjukkan dukungan, kepedulian serta penerimaan dan bawa penderita skizofrenia untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan.
Ditinjau oleh: dr. Rahajeng A.P
Sumber: meetdoctor.com