Putri Niloufer, yang saat itu sedang bepergian bersama suaminya, memutuskan untuk tinggal di Eropa.
Gaya hidupnya yang mewah dan citra putri yang glamor adalah topeng untuk menyembunyikan kerinduannya akan seorang anak, dan dia tidak bahagia.
Pada tahun 1948, suami Putri Niloufer mengambil istri kedua yang memberinya tiga putri berturut-turut.
Akibatnya, pernikahannya pun mengalami penderitaan, dan akhirnya mereka bercerai pada tahun 1952.
Dia tinggal di Prancis bersama ibunya, dan menikah lagi dengan seorang Amerika bernama Edward Pope pada tahun 1964.
Akhirnya dia meninggal pada tahun 1989 dan dimakamkan di sebuah kuburan di Bobigny dekat Paris di sebelah makam ibunya.
Sarinya yang indah lebih merupakan karya seni dan 34 sari ini, yang juga dia bantu desainnya, mendapat tempat di Institut teknologi mode New York.
Hidupnya seperti naik rollercoaster, dari seorang Putri miskin di pengasingan yang keluarganya didukung oleh Nizam secara finansial hingga menjadi menantu perempuan dari salah satu orang terkaya di dunia.
Gaya hidupnya yang gemerlap mendasarinya untuk pekerjaan filantropisnya untuk orang-orang Hyderabad, terutama para wanita.
Penggalangan dana yang diselenggarakannya melalui klub Hydari berkontribusi pada pekerjaan amalnya.
Putri Niloufer dikenang oleh masyarakat Hyderabad hingga saat ini.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR