Bak Ciptakan Hari Nahasnya Sendiri, Kali Ini Israel Benar-benar Tak Bisa Berkilah dari Kebrutalannya Hingga Tak Ada yang Berani Membela, Kematian Wanita Ini Pemicunya

Ade S

Penulis

Di tengah panasnya perang Rusia dan Ukraina, ada kejadian tak terduga terjadi di Israel.
Di tengah panasnya perang Rusia dan Ukraina, ada kejadian tak terduga terjadi di Israel.

Intisari-Online.com -Dengan segala macam kemampuan diplomasi dan perlindungan dari Amerika Serikat, Israel kerap lolos dari segala tuduhan kejahatan.

Membunuh warga sipil tak berdaya bahkan termasuk wanita dan anak-anak justru dianggap hal yang bisa dibenarkan.

Alasan-alasan yang mereka lontarkan pun kerap kali selalu dipercaya mentah-mentah oleh para sekutunya, terutama Amerika Serikat.

Mereka seolah kebal sehingga bisa melakukan apa pun semaunya kepada warga Palestina yang lemah.

Namun, kini, Israel bak bertemu dengan hari nahas yang justru mereka ciptakan sendiri.

Negara dari bangsa Yahudi ini kini tidak mampu lagi mendapatkan pembelaaan.

Bahkan, sahabat terdekatnya Amerika Serikat, melalui duta besarnya turut mengutuk kebrutalan yang terjadi.

Upaya Perdana Menteri Israel untuk mengalihkan kesalahan kepada warga Palestina pun dengan mudah dimentalkan.

Mereka kini terpojok oleh ulah brutal mereka sendiri terhadap seorang wanita tanpa senjata.

Wanita yang justru seharusnya sangat haram tersentuh peluru oleh militer negara mana pun itu malah meregang nyawa ditembus peluru tentara Israel.

Wanita yang dimaksud adalahwartawan senior Al Jazeera Shireen Abu Akleh.

Dia tewas usai ditembak mati oleh tentara Israel saat sedeng meliput di Tepi Barat.

Al Jazeera pun langsung mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebut wartawannya telah "dibunuh oleh pembunuh berdarah dingin".

Mereka mengutuk keras dan meminta masyarakat internasional untuk mendesak Israel untuk bertanggung jawab dan mendapatkan hukuman setimpal.

Utusan Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland yang biasanya bersikap netral, kali ini justru melontarkan kutukan keras.

Wartawan Al Jazeera Shireen Abu Akleh
Wartawan Al Jazeera Shireen Abu Akleh

"Saya sangat mengutuk keras pembunuhan reporter Al Jazeera oleh pasukan keamanan Israel saat meliput," ujarWennesland.

Kecaman pun bahkan datang dari sahabat dekat mereka, Amerika Serikat.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel Tom Nides langsung menyerukan adanya penyelidikan atas kasus tewasnya

Israel, seperti biasanya, tentu saja berkilah atas perbuatan yang telah dilakukan oleh militernya.

Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett malah menuduh bahwa peluru yang menewaskanAbu Akleh berasal dari pihak Palestina.

"Menurut informasi, justru orang-orang Palestina bersenjata yang menembak secara membabi buta, hingga akhirnya menewaskan wartawan tersebut," tuturBennett.

Sayangnya, pada akhirnya alibi PM Israel tersebut langsung menjadi sia-sia karena adanya korban lain yang berhasil lolos dari maut.

SelainAbu Akleh, seorang wartawan Al Jazeera lain,Ali al-Samoudi juga menjadi korban.

Beruntung dirinya berhasil selamat dari kematian dan hanya mengalami luka di bagian punggung.

Al-Samoudi menceritakan detik-detik penyerangan yang dilakukan militer Israel kepada dirinya danAbu Akleh.

"Kami sedang meliput serangan tentara Israel namun tiba-tiba mereka malah menembaki kami tanpa mengeluarkan peringatan apa pun," paparAl-Samoudi.

"Peluru pertama sebenarnya justru mengenai saya, bukanShireen. Namun peluru kedua yang langsung mengenaiShireen langsung menewaskannya saat itu juga," kenangnya.

Jadi, mau berkilah apa lagi kali ini, Israel?

Baca Juga: Sejarah Zionisme: Terbentuk Lebih dari 120 Tahun yang Lalu, Bagaimana Perkembangannya Kini?

Baca Juga: Dikait-kaitkan dengan Adolf Hitler, Israel Kebakaran Jenggot Sampai Bikin Putin Meminta Maaf, Apa yang Sebenarnya Dikaitkan Antara Hitler dan Israel?

Artikel Terkait