Perkawinan Kucing Sedarah, Sama Halnya dengan Manusia, Berisiko Besar!

K. Tatik Wardayati

Editor

Sama seperti manusia, perkawinan kucing sedarah, juga berisiko.
Sama seperti manusia, perkawinan kucing sedarah, juga berisiko.

Intisari-Online.com – Peternak telah lama menggunakan perkawinan kucing sedarah, yaitu mengawinkan kucing yang berkerabat dekat.

Hal itu dilakukan sebagai cara untuk membedakan dan mempromosikan garis keturunan kucing tersebut.

Perkawinan kucing sedarah memungkinkan menghasilkan anak kucing yang dapat diprediksi dan seragam tanpa kejutan, baik atau buruk.

Meskipun peternak tahu persis seperti apa penampilan anak kucing yang sehat, namun ada kerugian dari perkawinan kucing sedarah.

Terlalu sering perkawinan kucing sedarah dapat menghasilkan kucing dengan sistem kekebalan tubuh yang tertekan dan masalah kesehatan lainnya.

Perkawinan kucing yang berkerabat dekat, seperti saudara jantan dan betina, ayah dan anak betina, ibu dan anak jantan atau saudara tiri, disebut sebagai perkawinan kucing sedarah.

Beberapa pecinta kucing menemukan nilai dalam kemampuan perkawinan kucing sedarah untuk menghasilkan spesimen kucing yang luar biasa.

Peternak menggunakannya untuk memperbaiki sifat pada kucing mereka, membuat garis mereka dapat diidentifikasi dan dihargai.

Kucing terkait dengan sifat yagn diinginkan dikawinkan dan akhirnya, terkadang secepat satu atau dua generasi, sifat tersebut menjadi seragam, mewariskan gen untk sifat tersebut, yang dikenal sebagai kucing sejati.

Ini memungkinkan peternak mengetahui bagaimana penampilan keturunannya, melansir pets on mom.

Perkawinan kucing sedarah tidak terbatas pada keturunannya, kapan saja dua kucing yang tidak berubah bersama-sama, kemungkinan besar alam akan mengambil jalannya.

Lagi pula, kucing tidak memahami tabu dan potensi masalah perkawinan kucing sedarah.

International Cat Care menyatakan bahwa perkawinan kucing sedarah meningkatkan risiko perkembangan cacat genetik.

Organisasi tersebut mengakui kucing silsilah dan bukan keturunan rentan terhadap penyakit keturunan, namun mereka lebih mungkin terjadi pada kucing silsilah.

Meskipun beberapa peternak lebih inbrida daripada yang lain, namun sulit menyatakan bahwa satu peternak secara genetik lebih sehat daripada yang lain.

Meskipun suatu kucing peternak mungkin memiliki lebih banyak penyakit yang teridentifikasi daripada yang lain, itu berarti bahwa ada identifikasi penyakit yang lebih besar, tidak harus memiliki jumlah penyakit bawaan yang lebih tinggi.

Kecuali, menurut International Cat Care, ‘aturan’ ini adalha untuk kucing peternak yang khusus dibiakkan untuk kelainan, seperti Scottish fold dan Persia, yang dikembangkan berdasarkan mutasi gen yang pada akhirnya berbahaya bagi kucing.

Manfaat perkawinan kucing sedarah termasuk prediktabilitas dan penghapusan sifat yang tidak diinginkan.

Saat gen resesif muncul, maka ini dapat dihilangkan dengan pembiakan selektif.

Namun, ada masalah tambahan dengan perkawinan kucing sedarah, ketika kekuatan berlipat ganda, maka kelemahan juga berlipat ganda.

Menurt Cat Fancier Association of Amerika, perkawinan kucing sedarah dapat menyebabkan defisiensi imun, lebih banyak kelainan bawaan, dan kucing tidak tumbuh sesuai potensinya.

Tanda-tanda perkawinan kucing sedarah yang berlebihan termasuk ukuran kucing yang kecil (satu atau dua anak kucing), hidung bengkok, rahang tidak sejajar, susunan mata yang tidak normal, dan asimetri.

Kucing jantan dan betina mungkin mengalami kesuburan yang rendah dan kanker lebih sering terjdi pada kucing yang lebih muda.

Kekurangan sistem kekebalan terjadi setengah dari mereka atau sekelompok kucing dewasa mati karena infeksi sederhana.

Seorang peternak mungkin mengawnkan kucing yang kurang dekat hubungannya, seperti sepupu atau kakek ke cucu.

Maka anak kucing yang dihasilkan dapat diprediksi, meskipun penurunan genetik masih terjadi, tetapi itu terjadi pada tingkat yang lebih lambat daripada perkawinan sedarah.

Persilangan, mengawinkan kucing yang tidak berkerabat dalam ras yang sama, tidak sekonsisten perkawinan kucing sedarah, namun kekuatan galur ditingkatkan, sambil mempertahankan galur ‘murni’.

Kucing yang tidak berhubungan dari ras yang berbeda adalah hibrida, dan meskipun ‘tidak murni’, namun umumnya kucing lebih sehat dengan sistem kekebalan yang kuat.

Baca Juga: Tidak Hanya Manusia, Kucing Juga Bisa Inses dan Anaknya Mengalami Kelainan Separah Ini! Sering Terjadi di Indonesia

Baca Juga: Menurut Penelitian, Kucing yang Berkeliaran Bebas di Luar Ruangan Bisa Sebarkan Parasit Otak ke Satwa Liar Bahkan pada Pemiliknya, Terutama Wanita Hamil, Hati-hati!

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait