Sejak dimulai lebih dari 120 tahun yang lalu, Zionisme telah berkembang, dan berbagai ideologi — politik, agama, dan budaya — di dalam gerakan Zionis telah muncul.
Banyak Zionis yang memproklamirkan diri tidak setuju satu sama lain tentang prinsip-prinsip dasar.
Beberapa pengikut Zionisme sangat taat beragama sementara yang lain lebih sekuler.
"Zionis kiri" biasanya menginginkan pemerintah yang tidak terlalu religius dan mendukung penyerahan sebagian tanah yang dikuasai Israel sebagai imbalan perdamaian dengan negara-negara Arab.
"Hak Zionis" membela hak mereka atas tanah dan lebih memilih pemerintahan yang sangat didasarkan pada tradisi agama Yahudi.
Para pendukung gerakan Zionis melihatnya sebagai upaya penting untuk menawarkan perlindungan kepada minoritas yang teraniaya dan membangun kembali pemukiman di Israel.
Kritikus, bagaimanapun, mengatakan itu adalah ideologi ekstrim yang mendiskriminasi non-Yahudi.
Misalnya, di bawah Hukum Pengembalian Israel 1950, orang Yahudi yang lahir di mana pun di dunia memiliki hak untuk menjadi warga negara Israel, sementara orang lain tidak diberikan hak istimewa ini.
Orang Arab dan Palestina yang tinggal di dalam dan sekitar Israel biasanya menentang Zionisme.
Banyak orang Yahudi internasional juga tidak menyetujui gerakan tersebut karena mereka tidak percaya tanah air nasional penting bagi agama mereka.
Meski gerakan kontroversial ini terus menghadapi kritik dan tantangan, tidak dapat disangkal bahwa Zionisme telah berhasil menyokong populasi Yahudi di Israel.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR