2 Fakta Besar Terungkap, Negara Eropa Ini Ternyata Bisa Jadi Musuh Bersama Rusia-Ukraina, Hingga Uang AS Untuk Membantu Ukraina Hampir Habis

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

(Ilustrasi) Senjata nuklir Rusia
(Ilustrasi) Senjata nuklir Rusia

Intisari-online.com - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada (6/5) bahwa pidato kebencian Polandia bisa menjadi ancaman potensial bagi integritas teritorial Ukraina.

Kantor berita Tass (Rusia) mengutip Peskov, "Kenyataannya adalah bahwa Polandia telah mengeluarkan kata-kata yang sangat bermusuhan dalam beberapa bulan terakhir."

"Sudah lama tidak bersahabat, tetapi dalam beberapa bulan terakhir berubah menjadi bermusuhan," katanya.

"Integritas wilayah Ukraina dapat ditelusuri kembali ke Polandia. Itu adalah fakta yang jelas," tambahnya.

Sebelumnya, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan kepada kantor berita AP bahwa dalam keadaan tertentu, Rusia, Belarus dan Ukraina dapat berperang melawan Polandiauntuk memastikan integritas wilayah Kiev.

Namun, Tuan Peskov menolak berkomentar tentang hal ini.

Dalam perkembangan tegang kampanye militer Rusia di Ukraina, Presiden Joe Biden pada(6/5) mengumumkan paket bantuan keamanan untuk Ukraina senilai 150 juta Dollar AS.

Seorang pejabat senior AS mengatakan paket dukungan terbaru termasuk 25.000 peluru artileri 155 mm, radar anti-artileri, jammer elektronik dan suku cadang.

Baca Juga: Rusia Keluarkan Senjata dengan 10 Hulu Ledak Nuklir yang Bisa Ratakan Eropa Dalam Hitungan Menit, CIA Justru Ungkap Fakta Ini Mengenai Senjata Nuklir Rusia

Paket dukungan terbaru membawa nilai total senjata yang dikirim oleh pemerintah AS ke Ukraina sejak Rusia meluncurkan kampanye militer menjadi 3,4 miliar dollar AS, termasuk artileri berat, rudal anti-pesawat Stinger, dan rudal anti-pesawat kendaraan udara tak berawak.

Presiden AS juga mengakui pada hari yang sama bahwa dana yang dia putuskan untuk memberikan bantuan ke Ukraina hampir habis.

Bulan lalu, Presiden Biden mendesak Kongres AS untuk menyetujui 33 miliar dollar AS bantuan untuk Ukraina selama periode lima bulan, termasuk 20 miliar dollar AS bantuan militer.

Presiden Joe Biden akan bergabung dengan para pemimpin kelompok negara industri terkemuka di dunia (G7) untuk bertemu secara online pada (8/5), sehari sebelum parade Rusia untuk merayakan Hari Kemenangan pada 9 Mei di Lapangan Merah.

Menurut Reuters, Gedung Putih mengatakan G7 juga akan melakukan panggilan online dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk menunjukkan solidaritas.

Pembicaraan akan fokus pada perkembangan terakhir dalam kampanye militer Rusia di Ukraina, upaya untuk memperkuat Ukraina dan cara-cara untuk menunjukkan persatuan G7 dalam tanggapan kolektif.

Juru bicara Gedung Putih juga mengatakan para pejabat AS sedang mendiskusikan pengenaan lebih banyak sanksi terhadap oligarki dan perusahaan Rusia dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah agar Rusia tidak dikenai sanksi terlebih dahulu.

Artikel Terkait