Tak Berhenti Berjuang Usai Kematian Suaminya
Pada tahun 1613, suaminya ditangkap karena dia menyinggung seorang kasim pengadilan dan dia meninggal di penjara.
Kematian suaminya tak menghentikan langkah Qin Liangyu sebagai pejuang.
Ia justru mengambil alih jabatan suaminya, dan mereka yang berada di bawah komando Qin Liangyu dikenal sebagai Kavaleri Putih.
Rela menjual hartanya sendiri untuk memperkuat pasukan
Ketika Nurhaci mendeklarasikan kemerdekaan dari Ming, Qin Liangyu, ditemani oleh saudara-saudaranya, bergegas ke perbatasan timur laut pada tahun 1620 untuk membantu upaya militer Ming di Shenyang.
Dia juga menjual barang-barang pribadinya untuk merekrut 3000 tentara atas perintahnya, dan ditempatkan di Shanhai Pass.
Qin kembali ke Sichuan untuk berperang melawan panglima perang lokal dan karena keberhasilannya dipromosikan menjadi Panglima Tertinggi.
Pada tahun 1630, Qin Liangyu kembali menjual properti pribadinya untuk mendanai ekspedisi lain ke utara ke ibukota Ming, Beijing, untuk membantu kaisar melawan Manchu yang sedang naik daun.
Melihat kehebatan Qin Liangyu, Kaisar Ming Chongzhen menghujaninya dengan pujian dalam puisi.
Dia memberinya empat puisi saat dia melewati Beijing. “[Jenderal Qin] selalu siap berperang untuk negara. Mengapa seorang jenderal harus laki-laki?," ungkapnya.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR