Pasangan itu tinggal di istana sementara di Changchun yang sekarang menjadi Museum Istana Kekaisaran "Manchukuo."
Seperti burung dalam sangkar emas, permaisuri boneka tidak memiliki kebebasan atau cinta Puyi dan menderita penyakit mental serta kecanduan opiumnya.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Wanrong berselingkuh dengan dua pembantu Puyi, Li Tiyu dan Qi Jizhong, dan bahkan melahirkan seorang bayi perempuan pada tahun 1935.
Namun, bayi itu meninggal. Ada dua versi kematian bayi itu.
Salah satunya adalah bahwa Puyi sangat marah sehingga dia melemparkan bayi itu ke dalam ketel (boiler) tetapi kemudian berbohong kepada Wanrong bahwa gadis itu dibesarkan oleh saudara laki-lakinya.
Versi yang lain mengatakan bahwa bayi perempuan itu lahir mati dan dibuang ke ketel oleh Puyi.
Kematian putrinya merupakan pukulan besar bagi Wanrong, yang menjadi gila dan mengisolasi dirinya dari dunia luar.
Dalam penderitaan mental dan fisik yang parah, Wanrong menyalahkan ayahnya karena telah menghancurkan hidupnya demi kariernya sendiri.
Pada tahun 1946, Wanrong meninggal di penjara di Yanji, Provinsi Jilin. Situs makamnya tidak diketahui.
Puyi mengetahui kematiannya dari surat yang dikirim oleh saudaranya Pujie tiga tahun kemudian, tetapi tidak menunjukkan emosi.
Setelah kematian Puyi dan dengan izin dari saudara laki-laki Wanrong, Runqi, upacara pemakaman ritual dilakukan.
Upacara itu untuk memanggil kembali roh Wanrong untuk dikebumikan bersama Puyi di Pemakaman Kekaisaran Hualong di Provinsi Hebei.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR