Ban meninggal setahun kemudian ketika dia baru berusia empat puluhan.
Ban menulis banyak puisi, terutama di tahun-tahun terakhirnya yang kesepian.
Namun sebagian besar hilang, kecuali “Tuan Shan Ge” (Lagu Kipas Angin Melingkar) yang terkenal, “Dao Su Fu” (Puisi Mengolah Kain) dan “Zi Dao Fu” (Puisi Kesedihan Diri).
Dalam "Tuan Shan Ge," dia membandingkan dirinya dengan kipas melingkar di musim gugur.
Meskipun dia telah disukai oleh tuannya di hari-hari yang panas, kipas angin dibiarkan sendiri ketika semakin dingin.
Istilah "qiuliang tuanshan" (kipas melingkar di musim gugur) kemudian sering digunakan dalam sastra sebagai metafora untuk wanita yang kehilangan kasih sayang.
Itu juga kadang-kadang disebut "bannu shan" (penggemar Ban-girl).
Meski memenuhi semua kriteria wanita sempurna, Ban gagal menemukan kebahagiaan seperti yang diharapkan.
Secara luas diyakini bahwa Ban akan lebih mungkin berkarier jika dia seorang pria, atau dia bisa membantu suaminya sukses jika dia menikah dengan orang biasa, atau dia bahkan bisa menjadi ratu yang hebat jika dia melayani raja yang bijaksana.
Namun, dia tidak disukai oleh keberuntungan — sesuatu yang membuat banyak orang merasa kasihan terlepas dari bakatnya.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR