Terdapat empat protokol Lend-Lease.
Dalam protokol pertama hanya 20% pasokan berupa peralatan militer, sedangkan 80% lainnya terkait industri dan produksi pangan.
Sekutu memasok 1.900 lokomotif untuk Uni Soviet, sementara Soviet hanya memproduksi 446 lokomotif dalam periode yang sama.
Sekutu juga memasok 11 ribu gerbong untuk Soviet, sementara Soviet sendiri hanya memproduksi seribu gerbong.
Tak bisa terbayangkan bagaimana perekonomian Soviet dapat bertahan tanpa bantuan Sekutu.
Sebagai contoh, kabel telepon yang dipasok oleh Sekutu dapat memutari garis ekuator Bumi.
Bantuan Sekutu juga sangat krusial dalam pembangunan kembali produksi di wilayah-wilayah negara yang baru merdeka, termasuk pasokan bibit untuk membangun kembali bidang pertanian.
Tak ketinggalan, Sekutu mengirim 610 ribu ton gula untuk Uni Soviet, sementara Uni Soviet sendiri memproduksi 1,46 juta ton.
Sebelum berakhirnya perang, Uni Soviet dan AS menegosiasikan pinjaman untuk restorasi perekonomian nasional.
Secara khusus, AS menawarkan pinjaman skala besar untuk Soviet dengan durasi 35 tahun, dan bunga dua persen per tahun.
Namun, tawaran tersebut ditolak oleh pemerintah Soviet.
Menteri Luar Negeri Vyacheslav Molotov mencoba menegosiasikan pinjaman enam miliar dolar AS untuk 30 tahun, namun hubungan ekonomi gagal dibangun.
Uni Soviet tak mau bergantung secara ekonomi pada Barat, karena pemimpin Soviet tak yakin dengan ketulusan bantuan dari sekutu.
Pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin pernah duduk bersama dengan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan Presiden AS F.D. Roosevelt saat dia mendapatkan anugerah Pedang Stalingrad sebagai tanda kehormatan kemampuan Uni Soviet dalam perang.
Namun Stalin sendiri mengatakan: “Winston Churchill akan merogoh saku Anda untuk mengambil tiap sen milik Anda, dan Roosevelt akan mengambil rubel Anda.”
Sikap itu dinilai tidak adil oleh AS yang telah memberikan bantuan ke Uni Soviet dalam skala besar.
Hal ini diperparah dengan Uni Soviet menolak berpartisipasi dalam institusi keuangan global yaitu IMF dan Bank Dunia, dan menolak undangan ikut dalam Marshall Plan.
Akhirnya terjadilah Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet, membuat hubungan ekonomi kedua negara semakin terpuruk.
KOMENTAR