7 Prasasti Kerajaan Sriwijaya, Salah Satunya Ditemukan di Thailand

Khaerunisa

Penulis

Prasasti Talang Tuo, salah satu prasasti kerajaan Sriwijaya.
Prasasti Talang Tuo, salah satu prasasti kerajaan Sriwijaya.

Intisari-Online.com - Apa saja prasasti kerajaan Sriwijaya yang menjadi bukti keberadaan kerajaan ini?

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Buddha yang didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada abad ke-7.

Kerajaan ini terletak di tepian Sungai Musi, di daerah Palembang, Sumatera Selatan.

Masa kejayaannya diraih pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa sekitar abad ke-9.

Daerah kekuasaannya antara lain; Sumatera dan pulau-pulau sekitar Jawa bagian barat, sebagian Jawa bagian tengah, sebagian Kalimantan, Semenanjung Melayu, dan hampir seluruh perairan Nusantara.

Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai salah satu kerajaan maritim yang kuat di pulau Sumatera dan memberi banyak pengaruh di Nusantara.

Sejumlah prasasti menjadi bukti keberadaan dan kebesaran kerajaan ini.

Berikut ini 7 prasasti kerajaan Sriwijaya.

Baca Juga: Bagaimana Proses Berdirinya Kerajaan Mataram Islam? Berikut Ringkasannya

Baca Juga: Kisah Tragis Fatimah el-Sharif, Permaisuri Terakhir Kerajaan Libya Sebelum Dikudeta dan Digulingkan Muammar Gaddafi, Disidang Tanpa Kehadiran Sosoknya, Ketika Akan Dimakamkan pun Ditolak

1. . Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti ini berangka tahun 683 Masehi, ditulis dengan huruf Pallawa dan Bahasa Sanskerta.

Ditemukan pada 29 November 1920 di tepi Sungai Batang, Kedukan Bukit, Palembang, prasasti ini berisi tentang berdirinya Kerajaan Sriwijaya.

Juga tentang raja pertamanya yang bernama Sri Jayanegara, melakukan perjalanan suci menggunakan perahu bersama 20.000 tentaranya.

2. Prasasti Kota Kapur

Prasasti yang ditemukan di Pulau Bangka bagian Barat oleh J.K Van der Muelen pada 1892 ini menceritakan tentang kutukan bagi orang yang berani melanggar titah dari Raja Sriwijaya.

Prasasti Kota Kapur adalah salah satu dari lima batu prasasti kutukan yang dibuat oleh Dapunta Hyang, seorang penguasa dari Kerajaan Sriwijaya.

Berikut ini sedikit kutipan kutukan dalam Prasasti Kota Kapur sebagaimana ditranskripsikan dan diterjemahkan oleh Coédes, yaitu:

"Saramwat, pekasih, memaksakan kehendaknya pada orang lain dan sebagainya, semoga perbuatan-perbuatan itu tidak berhasil dan menghantam mereka yang bersalah melakukan perbuatan jahat itu; biar pula mereka mati kena kutuk. Tambahan pula biar mereka yang menghasut orang."

Baca Juga: Sudah Kerahkan Seluruh Jiwa Raganya Demi Uni Soviet, Orang Kepercayaan Diktator Stalin Ini Malah Akhirnya Dieksekusi Olehnya

3. Prasasti Karang Berahi

Prasasti Karang Berahi ditemukan di Desa Karang Berahi, Merangin, Jambi, pada 1904.

Isinya menjelaskan tentang kutukan bagi orang-orang yang melakukan kejahatan dan tidak setia dengan raja Kerajaan Sriwijaya.

4. Prasasti Ligor

Prasasti Ligor ditemukan di Thailand bagian Selatan oleh Nakhon Si Thammarat.

Prasasti ini menceritakan tentang Raja Sriwijaya yang merupakan raja dari semua raja di dunia yang mendirikan Trisamaya Caitya untuk Karaja.

5. Prasasti Leiden

Prasasti Leiden ditulis pada lempengan tembaga dalam Bahasa Sanskerta serta Tamil.

Isi prasasti yang disimpan di museum Belanda ini menceritakan tentang hubungan baik dari Dinasti Chola dengan Dinasti Syailendra dari Sriwijaya.

Baca Juga: Sudah Kerahkan Seluruh Jiwa Raganya Demi Uni Soviet, Orang Kepercayaan Diktator Stalin Ini Malah Akhirnya Dieksekusi Olehnya

Baca Juga: Jadi Incaran Militer Rusia Ketika Perang ke Ukraina, Akhirnya Presiden Ukraina Buka Suara Ungkap Seluk Beluk Batalian Azov, Unit Militer Ukraina yang Dituduh Berbau Nazi

6. Prasasti Telaga Batu

Prasasti Telaga Batu ditemukan di kolam Telaga Biru, Kecamatan Ilir Timur II, Kota Palembang.

Isinya menyebutkan tentang kutukan untuk mereka yang berbuat jahat di kedatuan Sriwijaya.

7. Prasasti Talang Tuo

Prasasti ini tentang doa dedikasi yang menceritakan aliran Buddha yang dipakai pada masa Sriwijaya, yaitu Mahayana.

Selain itu, prasasti yang memiliki 14 baris kalimat ini menceritakan tentang pembangunan taman oleh Sri Jayanasa, yang dibuat untuk rakyat pada abad ke-7.

Isinya menyebutkan tentang kutukan untuk mereka yang berbuat jahat di kedatuan Sriwijaya.

Baca Juga: Inilah Peninggalan Kerajaan Kutai, Kerajaan Hindu Tertua di Indonesia

Baca Juga: Kejamnya Bukan Main Sampai Pilih Potong Tangan daripada Lakukan Pekerjaan Ini, Inilah Cara Kerja Paksa Terburuk Ala Uni Soviet yang Nyaris Tidak Manusiawi

(*)

Artikel Terkait