Intisari-Online.com - Sejak Rusia memulai operasi khusus di Ukraina pada 24 Februari, para pemimpin Amerika Serikat (AS) telah menyerukan untuk memperkuat pertahanan Taiwan.
AS mengklaim China juga dapat segera meluncurkan invasi ke pulau otonom itu.
Namun, Beijing mengatakan kedua situasi itu sama sekali tidak serupa, karena Taiwan adalah bagian dari China.
Pada hari Selasa, Departemen Luar Negeri AS mengesahkan penjualan peralatan Sistem Pertahanan Udara Patriot senilai $95 juta ke Taiwan, melansir Sputniknews, Kamis (7/4/2022).
“Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taipei di Amerika Serikat (TECRO) telah meminta untuk membeli dukungan Bantuan Teknis Kontraktor yang terdiri dari pelatihan, perencanaan, penempatan, penyebaran, pengoperasian, pemeliharaan, dan pemeliharaan Sistem Pertahanan Udara Patriot, peralatan terkait, dan elemen pendukung logistik; serta Peralatan Pendukung Darat Patriot, suku cadang, dan bahan habis pakai yang diperlukan untuk mendukung kegiatan Bantuan Teknis,” kata Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS (DSCA) dalam pemberitahuan kepada Kongres.
TECRO adalah kantor penghubung Taiwan di Washington, DC, yang berfungsi sebagai kedutaan tidak resmi karena pengakuan AS terhadap Republik Rakyat China (RRC) sebagai pemerintah sah seluruh China, termasuk Taiwan.
Sistem pertahanan udara MIM-104 Patriot hadir dalam beberapa versi, tetapi umumnya mampu menembak jatuh pesawat dan rudal balistik dalam jarak 100 mil.
Setiap peluncur yang dipasang di truk membawa empat rudal dan bekerja bersama dengan beberapa peluncur lainnya, unit komunikasi, pusat komando dan kendali, dan susunan radar yang kuat.
Beijing mengecam keras penjualan tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa tindakan AS “sangat merusak kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunan China, dan sangat merusak hubungan China-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.”
Zhao meminta AS untuk menghormati perjanjian yang dibuatnya dalam tiga Komunike Bersama, terutama Komunike 17 Agustus, di mana Washington setuju untuk mengakhiri dukungan militernya kepada pemerintah di Taiwan, yang menyebut dirinya Republik China (RoC).
"China akan mengambil tindakan tegas dan kuat untuk menjaga kedaulatan dan kepentingan keamanannya," tambah juru bicara itu.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR