Serentetan perkembangan rudal hipersonik dan lainnya tidak diragukan lagi dipicu oleh kekhawatiran Australia yang berkembang atas kehadiran China yang merayap di dekat wilayahnya dan lingkup pengaruh yang dirasakan.
Pengumuman juga menandai kembalinya beberapa kebijakan di Canberra, yang datang di bawah tekanan selama pemerintahan Donald Trump sebelumnya di tahun 2019 untuk memposisikan rudal darat AS di Darwin, Australia utara, sebuah proposal yang ditolak saat itu.
Mantan Menlu AS Mike Pompeo mengatakan saat itu sebuah permintaan ke pangkalan rudal AS di Australia akan memberi "keuntungan setara" bagi kedua negara.
Laporan Australia lokal saat itu mencatat bahwa jika AS mengirimkan rudal dengan jangkauan 5500 kilometer ke Darwin, China selatan akan masuk ke dalam jangkauan tersebut.
Proposal AS yang ditolak saat itu walaupun gerakan untuk mendorong kehadiran militer di Darwin, dibuat sebelum hubungan ekonomi dan diplomasi Australia-China memburuk karena permintaan Canberra agar dilaksanakan penyelidikan independen mengenai asal Covid-19, sebuah investigasi yang dilihat Beijing sebagai kutukan.
Bulan lalu Kepulauan Solomon umumkan mereka telah "memasang" elemen-elemen perjanjian keamanan dengan China, ditandatangani di tanggal belakangan, yang akan secara potensial memberi China hak sementara untuk berlabuh bagi kapal-kapal angkatan lautnya dan memperbolehkan kehadiran polisi China.
Kesepakatan ini masih melalui tahap revisi dan menunggu tanda tangan dari menteri luar negeri masing-masing negara.
Perjanjian China-Kepulauan Solomon dibocorkan bulan lalu oleh musuh perjanjian itu, dan diverifikasi sebagai asli oleh pemerintah Australia.
Sementara tulisan yang menyebut perlunya mengembalikan tatanan sosial untuk dikirim ke dalam pasukan China masih di dalam draft, sebuah pangkalan China di Kepulauan Solomon akan dengan cepat meruntuhkan keamanan Australia dan Selandia Baru.
Sementara juru bicara Urusan Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan perjanjian itu “tidak menargetkan negara ketiga mana pun”, dan bahwa itu adalah “tahap kerja sama internasional yang tidak ada di halaman belakang siapa pun,” Australia dan Selandia Baru tidak yakin.
Kehadiran angkatan laut China di Kepulauan Solomon dapat memutuskan Australia dan Selandia Baru dari jalur komunikasi laut penting dari AS, memaksa kedua negara untuk mengandalkan kemampuan pertahanan mereka sendiri.
Lokasi strategis Kepulauan Solomon menjadikannya medan pertempuran utama selama Perang Dunia II.
KOMENTAR