Tiga tahun kemudian adalah saat yang menghancurkan bagi Fatimah ketika keponakannya membunuh seorang penasihat Raja, Ibrahim al-Shelhi.
Dia melakukan hal tersebut karena desas-desus bahwa penasihat telah meyakinkan Raja untuk menceraikan Fatimah dan menikahi putrinya.
Idris yang baik hati menanggapinya dengan membunuh keponakan Fatimah itu.
Karena tidak memiliki ahli waris, anak angkat tidak dihitung dalam garis keturunan, maka Fatimah mendukung Idris untuk menikah lagi demi mendapatkan ahli waris, bahkan memilih dua wanita untuk dipilihnya.
Namun, Idris memilih untuk pergi ke arah lain dan menikah dengan seorang wanita Mesir yang diusulkan oleh perdana menterinya.
Saat masih menikah dengan Fatimah, Idris juga menikah dengan Aliya Khanum Effendi pada tanggal 6 Juni 1955.
Karena dia masih menikah dengan Fatimah, Idris menolak untuk meninggalkan kediaman di Tobruk, pasangan itu berdamai hanya beberapa bulan kemudian, dan Raja menceraikan Aliya pada tahun 1958.
Fatimah el-Sharif adalah seorang ratu yang banyak terlibat menghadiri acara publik dan disebut bisa dengan cepat menenangkan orang.
Dia juga dikenal karena humor dan gayanya yang elegan.
Sebagai permaisuri, melansir History of Royal Women, Fatiman menjadi panutan bagi sesama wanita Libya dan menunjukkan kepada mereka cara hidup yang baru.
Muammar Gaddafi memimpin kudeta pada tahun 1969 melawan monarki, tetapi ketika itu dimulai, Fatimah dan Idris berada di Turki.
Pasangan itu tidak punya uang dan hanya bisa sampai ke Yunani dengan bantuan pemerintah Turki yang membayar hotel dan perjalanan mereka.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR