Advertorial
Intisari-Online.com – Kehidupan Joseph Stalin dan Adolf Hitler, bak dua sisi dari mata uang yang sama.
Mereka sebenarnya dua orang yang berbeda, namun bagaikan memiliki kepribadian yang sama, meski bercokol di dua negara yang berbeda pula.
Yang satu tinggal di Jerman, sementara yang lain di Uni Soviet yang sekarang menjadi Rusia.
Bagaimana mereka bisa dibilang memiliki kepribadian yang hampir sama?
Mari, kita lihat bagaimana kehidupan mereka.
Hitler
Adolf Hitler (1889-1945), lahir dari keluarga kelas menengan di Braunau am inn, sebuah kota di Austria-Hongaria, dan merupakan anak keempat dari enam bersaudara.
Kehidupan awalnya tidak menguntungkan, meninggalkan sekolah tanpa kualifikasi formal dan gagalnya impian besar menjadi seniman karena ditolak Akademi Seni Rupa Wina.
Dia kemudian menjadi drifter tanpa tujuan sebelum bergabung dengan tentara setelah pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914.
Jalannya menuju kekuasaan absolut terwujud ketika dia menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933 dan kemudian sebagai pemimpin negara Fuhrer (1934-1945).
Hitler meninggal pada usia 56 karena bunuh diri.
Salin
Joseph Vissarionovich Stalin (1878 – 1953), lahir di kota Gori, Georgia, dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang miskin dan nomaden.
Di awal kehidupannya, Stalin menjadi seorang Georgian Revolutionary dan kemudian menjadi politisi Soviet hingga akhirnya memerintah Uni Soviet dari pertengahan 1920-an hingga kematiannya pada 1953.
Dia kemudian mengkonsolidasikan kekuatannya menjadi diktator de facto negara itu pada tahun 1930-an.
Ide Stalin mengubah Soviet Imperialis menjadi negara komunis berdasarkan Marxis-Leninisme, dan kebijakannya yang berbeda dan ekstrim dikenal dengan Stalinisme.
Kehidupan keluarga
Hitler
Hitler dibebaskan dalam keluarga kelas menengah oleh ayahnya, Alois, petugas bea cukai, dan istri ketiganya Klara, tinggal di wilayah negara bagian Habsburg, dan Hitler muda memiliki sedikit kontak dengan orang-orang Yahudi.
Sebagian saudara kandungnya meninggal saat kecil, dan keluarga ini dipenuhi ketegangan dan sering kali kekerasan karena Hilter menjadi sasaran pemukulan dan penghinaan ayannya yang meninggal karena alkoholisme saat Hitler berusia 14 tahun.
Tak herab bila Hitler Jr mengembangkan pola pikir brutal dan kurangnya kasih sayang karena orang lingkungan rumah pun tanpa cinta.
Impian Hitler muda menjadi seorang seniman pupus ketika gagal dalam ujian masuk ke Akademi Seni Rupa di Wina.
Karena dekat dengan Ibunya, Klara, yang ditindas oleh suaminya, Hitler secara emosiona terpengaruh karena kematian ibunya akibat kanker payudara.
Stalin
Dikenal sebagai 'Soso' oleh orang tuanya, Stalin hidup dalam keluarga kelas menengah ke bawah, ayahnya seorang pembuat sepatu hingga bisnisnya gagal dan keluarganya jatuh miskin.
Saat kecil, Stalin menderita cacar dan meninggalkan bekas bopeng di wajahnya, tetapi yang membuat stres hidupnya adalah ayahnya kejam dan alkoholik, perilaku kasarnya membuat ibu Stalin pergi dan tinggal bersama teman-temannya, dengan membawa Stalin.
Meski ibunya taat beragama Kristen Ortodoks, namun Stalin memutuskan untuk menjadi seorang ateis, minat politik radikalnya membawanya menjadi aktivis yang fanatik.
Sifat Kepribadian
Hitler
Karena pernah ditolak oleh Akademi Seni Rupa Wina, maka dia cenderung narsistik-sosiopat, tidak dapat menerima penolakan atau kritik tanpa semacam konsekuensi, biasanya dalam bentuk menyalahkan orang lain atas kegagalannya sendiri.
Karena tidak diakui ‘kebesaran’nya, memicu kebenciannya terhadap orang Yahudi dan ingin membalas dendam pada karakter orang yang telah mempermalukannya.
Dia merasa bahwa ketenarannya sebagai seniman telah digagalkan oleh ‘orang asing’, sementara dia sendiri lupa bahwa dia adalah seorang Austria yang berambisi untuk sukses di Jerman.
Ironisnya, sang diktator narsistik ini memiliki gagasan untuk menciptakan Jerman mistis baru, terinspirasi oleh pahlawan cerita rakyat Teutonik, yang melihat dirinya sebagai ‘Siegfried’, meskipun dia mengakhiri akhir hidupnya di bunker dengan pistol ke kepalanya.
Stalin
Diktator Uni Soviet ini menunjukkan campuran sifat perilaku yang kontradiktif, rajin belajar di sekolah, namun memberontak saat masih muda, kenakalnnya melibatkan aksi ekstrim, seperti menyalakan peluru peledak di toko.
Ayahnya yang suka mengintimidasi dan pecandu alkohol, membentuk pribadinya yang cenderung berbohong dan kejam.
Namun pengalamannya tentang kemiskinan dan pengaruhnya terhadap ibunya, ini membentuk radikalismenya.
Di Seminari Tiflis tempat Stalin remaja belajar menjadi pendeta, ideologi nasionalis dan anti-semit Rusia dari sekolah tersebut mempengaruhi pandangan negatifnya terhadap orang Yahudi.
Stalin berhasil menjadi salah satu diktator yang paling ditakuti dan pembunuh di dunia dengan rencana yang digagalkan untuk melakukan genosida Rusia Yahudi pada tahun 1953.
Pengaruh politik dan karier
Hitler
Hitler yang saat itu adalah kopral Angkatan Darat, tertarik pada kebijakan partai dan bergabung pada partai yang dipimpin oleh Anton Drexler, sebuah partai yang didorong oleh ideologis rasis, yang menyalahkan orang Yahudi, sosialis dan komunis atas penderitaan Jerman akibat Perang Dunia I.
Pamflet Dexler ini menginspirasi biografi politik Hitler, Mein Kampf.
Pada tahun 1920 Hitler membujuk Drexler untuk mengubah nama partai menjadi Partai Pekerja Sosialis Nasional Jerman (NSDAP atau Nazi) dan menetapkan tujuan partai dalam 'Program 25 Poin'.
Kepemimpinan Drexler kemudian ditantang oleh Hitler dan diambil alih oleh orang baru, yang memicu tumbuhnya kultus pemimpin baru Jerman.
Pada tahun 1932, enam juta orang Jerman kehilangan pekerjaan, menjadikan kesempatan Hitler untuk memanfaatkan dan menawarkan partai Nazi sebagai alternatif partai lain, Komunis.
Hitler yang berani melihat kesempatannya untuk mendapatkan kekuasaan yang lebih besar dengan mengeksploitasi kemerosotan bangsa ke dalam kekacauan dan ketidakpastian ekonomi.
Dengan Presiden Hindenburg menderita kesehatan yang buruk dan dilaporkan menjadi pikun, taktik yang didalangi Hitler, dibantu oleh kampanye besar-besaran oleh Nazi, untuk mengalahkan saingannya untuk mengamankan hadiah yang didambakan.
Ironisnya, jalannya telah dipermudah oleh tentara yang mengira penunjukan seperti itu akan menawarkan pemerintahan yang stabil serta para nasionalis (Partai Rakyat Nasional Jerman) percaya bahwa mereka dapat memanipulasi Hitler.
Pada tanggal 30 Januari 1933, Hitler diangkat sebagai Kanselir Jerman. Malam itu ribuan SA, SS dan 'Steel Helmets' (veteran Perang Dunia Pertama) berbaris melalui Berlin dalam parade yang diterangi lampu obor.
Stalin
Pemuda Stalin adalah sarang semangat revolusioner setelah membaca tulisan Karl Marx dan Vladimir Lenin dan percaya pada ideologi Komunis mereka untuk Rusia baru yang bebas dari monarki dan aristokrasi yang berkuasa.
Dia menjadi seorang anti-Imperialis yang gigih, membenci keluarga kerajaan Rusia, Romanov dengan penuh gairah.
Pada tahun 1901 (umur 23) Stalin bergabung dengan Partai Buruh Sosial Demokrat dan mengorganisir protes dan pemogokan dalam gerakan revolusioner melawan kekuasaan kekaisaran monarki dan Tsarisme.
Stalin muda mengesankan Lenin dengan kekejaman naluriahnya untuk mengatur pemogokan, sering menggunakan kekerasan ekstrim dan mengumpulkan uang untuk partai dengan menculik dan melakukan perampokan.
Muda revolusioner sekaligus mafia membuktikan bahwa dia tidak menolak menggunakan kekerasan untuk mendapatkan hasil dan sekitar waktu ini dia mengadopsi julukan Stalin yang berarti 'manusia baja' di Rusia.
Selama Revolusi Rusia 1917, Stalin menjalankan surat kabar Bolshevik 'Pravda' yang memanfaatkan propaganda sebagai alat untuk memanipulasi opini publik.
Pada bulan Oktober tahun itu, Bolshevik memegang kendali. Perang saudara diikuti dengan kemenangan Bolshevik dan keluarga kerajaan Romanov dibunuh secara brutal di ruang bawah tanah rumah pedesaan.
Pada tahun 1922 Stalin diangkat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis dan memanipulasi perannya sehingga ia berada dalam posisi yang kuat.
Setelah Lenin meninggal secara tak terduga pada tahun 1924, Stalin memastikan bahwa saingannya untuk kekuasaan absolut, Leon Trotsky, dijadikan musuh negara.
Dia menyuruh Trotsky pindah dari Komite Sentral dan diasingkan, kemudian dieksekusi oleh seorang pembunuh. Maka jadilah Stalin seorang diktator Uni Soviet.
Lalu, mengapa orang mendukung Stalin dan Hitler?
Hitler
Singkatnya, jutaan orang Jerman di seluruh perbedaan sosial percaya bahwa Hitler adalah harapan besar untuk mewujudkan kemakmuran dan membalikkan penghinaan negara setelah Perang Dunia I.
Kenyataannya, terlepas dari intimidasi yang dilakukan oleh partai Nazi, sepertiga dari negara tersebut tidak memilih Nazi, melansir dari sky history.
Stalin
Campuran kuat antara promosi diri, ketenaran dan persona seperti Mesias sebagai penyelamat kaum miskin Rusia, mendorongnya ke posisi kekuasaan absolut.
Stalin menggunakan kombinasi manipulasi dan teror untuk menghancurkan para pembangkang dan penentangannya.
Ketakutan adalah kunci untuk memastikan hanya sedikit yang tidak akan mendukung rencananya untuk Rusia.
Dua sisi dari koin yang sama
Hitler dan Stalin sama-sama tiran dan pembunuh yang memiliki kesamaan dengan kebencian rasial terhadap orang Yahudi dan kelompok etnis lainnya.
Dan kedua diktator menindas oposisi dengan kekuatan brutal yang mengontrol media, polisi dan badan pemerintah untuk menjadi penguasa absolut dengan kekuasaan total atas rakyat mereka.
Kepribadian narsistik dan sosiopat mereka, ditambah dengan paranoia akut menuntut kesetiaan total dari subjek mereka.
Jika ada satu hal yang berkontribusi pada kesuksesan mereka sebagai diktator, betapapun singkatnya, itu adalah ketakutan dan promosi itu.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari