Advertorial

Ingin Ciptakan ‘Prajurit Super’ dengan Silangkan DNA Hewan dan Manusia, Inilah Fakta ‘Pria Baja’ Joseph Stalin, Titan Mengerikan di Front Timur, yang Hancurkan Gereja demi Promosikan Ateisme

K. Tatik Wardayati

Editor

Intisari-Online.com Perang Dunia Kedua memunculkan beberapa tokoh yang benar-benar monumental pada kedua sisi yang berkonflik.

Dengan Franklin D. Roosevelt di Amerika dan Winston Churchill dari Inggris memimpin pertempuran untuk masa depan dunia, bangsa-bangsa bangkit dan jatuh karena keputusan beberapa orang kuat.

Salah satu orang kuat itu adalah Joseph Stalin, ‘raksasa’ di Eropa Timur, dan berperan penting dalam memenangkan pertempuran untuk Front Timur.

Dari awal mulanya yang buruk di Georgia hingga mitos kelam yang masih berputar di seputar kekuasaannya, berikut ini empat fakta tentang seorang pria yang menyebut dirinya ‘pria baja’ ini:

1. Pahlawan Georgia

Ada beberapa pria yang lebih terkait dengan Rusia daripada Stalin, yang sebenarnya bukan berasal dari Rusia.

Dia adalah orang Georgia, meskipun negara itu diperintah oleh Kekaisaran Rusia, namun dia berbicara bahasa lokal dan mempertahankan hubungan yang erat dengan kewarganegaraan aslinya.

Lahir di Gori, di timur negara itu, awalnya dia bernama Iosif Vissarionovic Dzhugashvili.

Baca Juga: Ide ‘Konyol’ Joseph Stalin, Perkuat Pasukan dengan Anjing Kamikaze Stalin, Bikin Unit Anjing Anti-Tank untuk Ledakkan Tank Musuh Selama Perang Dunia, Efektifkah Senjata Ini?

Baca Juga: Benarkah Joseph Stalin Mengirimkan Agen Rahasia Ini untuk Membunuh Bintang Terbesar Hollywood John Wayne, yang Anti-Komunis?

Kota kelahirannya itu tetap setia kepada Stalin selama bertahun-tahun, bahkan dia diangkat sebagai inspirator dan pahlawan nasional.

Namun, puluhan tahun kemudian, setelah kematian Stalin, Perdana Menteri Rusia Nikita Khrushchev menyampaikan pidato yang memberatkan, di mana dia mengkritik keras pendahulunya dan menyerang ‘kultus kepribadian’ yang telah dia ciptakan.

Meskpun pidato tersebut mengejutkan dan membuat marah orang-orang seluruh dunia, Gori sebenarnya meletus menjadi kerusuhan karena protes terus berlanjut hingga tindakan keras militer beberapa hari kemudian.

2. Kartu indeks Kamerad

Jelas sekali bahwa Stalin ingin menampilkan dirinya sebagai orang yang keras dan tanpa kompromi, berteka untuk menegakkan keyakinannya dengan cara apa pun.

Untuk tujuan tersebut, dia menulis artikel dengan judul ‘The Man of Steel’, tentang nama Salin sebenarnya berasal.

Namun, saingan dalam Partai Komunis memiliki ide lain, ketika Stalin mengambil posisi Sekretaris Jenderal dalam organisasi, Leon Trotsky menyebutnya sebagai Kartu Indeks Kamerad.

Gelar yang sedikit ‘meremehkan’ ini muncul karena tugas kesekretarian yang agak bisa harus dilakukan Stalin dalam peran barunya di dalam partai.

Baca Juga: Disebut-sebut Bertanggung Jawab Atas Peristiwa G30S/PKI, DN Aidit Merasa Hanyalah ‘Anak Bawang’, Inilah Dedengkot PKI yang Pernah Bertemu dengan Stalin di Moskow

Baca Juga: Disebut-sebut Bertanggung Jawab Atas Peristiwa G30S/PKI, DN Aidit Merasa Hanyalah ‘Anak Bawang’, Inilah Dedengkot PKI yang Pernah Bertemu dengan Stalin di Moskow

Trosky mengenali potensi saingannya, dan mungkin ingin melukisnya sebagai birokrat kecil, daripada ‘pria baja’ yang diklaimnya.

Namun, julukan itu tidak cukup untuk menahannya, bahkan kekuasaan Stalin pun naik dan membuat Trotsky melarikan diri.

3. Pendeta Ortodoks

Salah satu ciri khas Stalin dan pemerintahannya adalah promosi ateisme dan penganiayaan terhadap kelompok dan praktik agama.

Gereja-gereja dihancurkan, undang-undang anti-agama diberlakukan, dan program pendidikan ateis diterapkan di sekolah-sekolah.

Di bawah pemerintahan Stalin, Gereja Ortodoks Rusia menghadapi tantangan sengit, dan hampir benar-benar lenyap selama tahun 1930-an.

Hebatnya, Stalin sendiri sebenarnya pernah dilatih untuk menjadi pendeta Ortodoks.

Pada akhir tahun 1800-an, Stalin muda mendaftar di Seminari Spiritual di Tiflis, ibu kota Georgia.

Baca Juga: Invasinya ke Ukraina Banyak dapat Dukungan Warga Indonesia, Benarkah Rusia Kini Bukan Lagi Negara Komunis?

Baca Juga: Ideologinya Padahal Bertentangan dengan Pancasila, Ternyata Begini Awal Mula PKI Bisa Masuk Indonesia, Ternyata Ada 2 Tokoh yang Disebut Lebih Berbahaya dari DN Aidit

Pada mulanya dia adalah siswa yang sangat baik, mencapai nilai tinggi, dan belajar keras.

Seiring berjalannya waktu, dia berubah pikiran dan menjadi seorang ateis yang berkomitmen, menolak jalannya sendiri dan meninggalkan sekolah agama pada tahun 1899.

4. Ilmuwan Jahat

Tak salah bila disebut banyak tokoh paling jahat dari Perang Dunia Kedua, tidak ada mitos yang menyeramkan dan teori konspirasi yang tidak mungkin tentang Stalin.

Namun, salah satu yang mendapatkan daya tarik khusus, hampir diakui sebagai fakta, adalah keinginan Stalin untuk menciptakan ‘prajurit super’ dengan menyilangkan DNA hewan dan manusia.

Melansir War History Online¸‘pria baja’ ini kemudian menugaskan seorang ilmuwan bernama Ilya Ivanovich dengan pekerjaan menciptakan hibrida simpanese-manusia.

Dengan kucuran dana besar, Ivanov melakukan perjalanan ke Afrika untuk mendapatkan primata yang dapat diinseminasi buatan dengan materi genetik manusia.

Eksperimennya berlanjut dengan cepat, ketika otoritas Soviet berubah pikiran dan membuatnya dipecat.

Meskipun Ivanov tertarik untuk melakukan eksperimen di bidang sains yang meragukan ini, namun hanya bukti bahwa Stalin tahu tentang karyanya, apalagi mendukungnya.

Baca Juga: Ide Gila Diktator Uni Soviet Joseph Stalin, Kerahkan Ilmuwannya untuk Lakukan Hal Menjijikkan dengan Kotoran Manusia Ini, Apa Tujuannya?

Baca Juga: Kehidupan Hitler dan Stalin: Dua Sisi Dari Mata Uang yang Sama, dari Wajahnya Bopeng Karena Cacar Hingga Bunuh Diri di Bunker dengan Pistolnya, Namun Keduanya Adalah Diktator!

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait