Intisari-Online.com - Sejak dimulai pada Kamis (24/2/2022), perang Rusia dan Ukraina sudah berlangsung selama 1 bulan lamanya.
Selamaperang Rusia dan Ukraina,Rusia dan Ukrainatelah menjalani 3 putaran negosiasi tatap muka dan putaran negosiasi online.
Negosiasi itu membahas beberapa hal.
Di antaranya masalah pembukaan koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil.
Nah, pada Selasa (29/3/2022) kemarin, kedua negara kembali bertemu diIstanbul, Turki.
Namun ada langkah mengejutkan yang terjadi.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Rabu (30/3/2022),wakil Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan hal mengejutkansetelah pembicaraan negosiasi antara tim Rusia dan Ukraina di Istanbul.
Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Alexander Fomin, mengatakan keputusan itu diambil untuk kepentingan menciptakan rasa saling percaya dan kondisi yang diperlukan untuk pembicaraan lebih lanjut berlangsung.
Staf umum akan mengungkapkan secara lebih rinci keputusan yang telah diambil setelah delegasi Rusia kembali ke Moskow, kata Fomin.
Lebih dari itu, militer Ukraina mengatakan telah mencatat penarikan di sekitar Chernihiv dan Kyiv.
Prioritas utama Ukraina dari pembicaraan itu adalah untuk mengamankan gencatan senjata segera, tetapi kedua belah pihak meminimalkan prospek terobosan apa pun.
Negara itu dikatakan telah mengusulkan status netral dengan imbalan jaminan keamanan dalam putaran terakhir pembicaraan dengan Rusia.
Ini berarti tidak akan bergabung dengan aliansi militer atau menjadi tuan rumah pangkalan militer seperti NATO.
Para perunding mengatakan kepada wartawan Aljazeera bahwa proposal itu juga akan mencakup periode konsultasi 15 tahun tentang status Krimea yang dicaplok, yang direbut oleh Rusia pada 2014, dan hanya bisa berlaku jika terjadi gencatan senjata lengkap.
Vladimir Medisnky, kepala negosiator Rusia menggambarkan pembicaraan di Istanbul, yang berlangsung selama beberapa jam, sebagai "konstruktif".
Dia mengatakan proposal oleh Ukraina tidak akan diteruskan ke Presiden Vladimir Putin untuk mempertimbangkan apa yang akan terjadi ke depan.
Kepala negosiator juga menyebutkan bahwa pertemuan antara Putin dan Zelenksy mungkin terjadi jika kementerian luar negeri Rusia dan Ukraina menyetujui kesepakatan untuk mengakhiri konflik.
Mykhailo Podolyak, salah satu penasihat politik Presiden Zelensky, mengatakan proposal jaminan keamanan Ukraina melibatkan beberapa negara penjamin seperti Amerika Serikat, Inggris, Turki, Prancis, dan Jerman.
"Negara-negara akan secara hukum dan secara aktif terlibat dalam melindungi Ukraina dari agresi apa pun,” tweet Podolyak.
Dia menambahkan bahwa delegasi Ukraina telah menawarkan untuk menyelesaikan masalah Semenanjung Krimea, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014.
Setelah pembicaraan, Gedung Putih mengkonfirmasi Presiden AS Joe Biden akan mengadakan pembicaraan melalui telepon dengan sekutu penting Eropa barat.
Biden mengadakan panggilan dengan para pemimpin Inggris, Prancis, Jerman dan Italia.
Tujuannya untuk membahas perkembangan terbaru mengenai invasi Rusia ke Ukraina.