Padahal Alot Diajak Negosiasi, Mendadak Rusia Hilangkan Syarat Ini Jika Ingin Gencatan Senjata, Bahkan Diizinkan Bergabung dengan Eropa, Apa Alasannya?

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Sudah hampir sebulan lamanya perang Rusia dan Ukraina berlangsung.

Diketahuiperang Rusia dan Ukraina dimulai sejakKamis (24/2/2022).

Sejak itu, kedua negara telah bertemu untuk bernegosiasi. Namun keduanya masih menghadapi kebuntuan.

Ini karena Rusia memberikan syarat yang cukup banyak untuk menghentikan perang.

Namun di tengah panasnya serangan Rusia, mendadak Rusiamengurangi persyaratan negosiasinya.

Mengapa?

Dilansir dari24h.com.vn pada Rabu (30/3/2022),Rusia telah menghapus sejumlah ketentuan kunci dalam pembicaraan damai..

Hal itu dilaporkan surat kabar Rusia RT yang mengutip sumber dari Financial Times.

Baca Juga: Terungkap dalam Ramalan Kuno Lawas Baba Vanga, Ternyata Ada Hal Mengerikan yang Meramalkan Soal Pemimpin Rusia Vladimir Putin, Apa Itu?

Baca Juga: Pantas Saja Seisi Eropa Langsung Ketar-ketir, Setelah Serang Ukraina Habis-habisan, Kini Negara Tetangganya Terseret ke Dalam Perang Karena PutinIncar Wilayah Ini

Kedua negara memang akan bertemu dalamputaran terakhir pembicaraan perang Rusia-Ukraina.

Pembicaraan ini dijadwalkan berlangsung pada Selasa (29/3/2022) di Turki.

Beberapa syarat yang diubah Rusia, di antaranyaMoskow siap untuk mengizinkan Ukraina bergabung dengan Uni Eropa (UE).

Asal negara ituberkomitmen pada netralitas dan sepenuhnya meninggalkan keinginannya untuk bergabung dengan NATO.

Namun, rancangan gencatan senjata tidak menyebutkan perubahan dalam tiga persyaratan inti Rusia, yaitu "demiliterisasi", perlindungan penduduk berbahasa Rusia di Ukraina, dan pemberantasan ekstremisme.

Sumber yang tidak disebutkan namanya itu menekankan bahwa ketentuan pembicaraan damai masih dapat diubah sampai Rusia dan Ukraina secara resmi menandatangani perjanjian secara tertulis.

Informasi tentang Rusia yang mengurangi persyaratan negosiasinya muncul tepat sebelum putaran negosiasi Rusia-Ukraina di Turki.

Rusia dan Ukraina dan telah menjalani 3 putaran negosiasi tatap muka dan putaran negosiasi online.

Baca Juga: Pantas Putin Tetap Tenang MeskiDimusuhi Seisi Dunia, Selain Senjata Nuklir, Rupanya Rusia Juga Punya Senjata Siluman Ini, 'Tidak Terlihat' oleh Musuh Tapi BisaHancurkanNATO

Baca Juga: Vladimir Putin Makin Terpuruk! Padahal Jadi Satu-satunya Harapan Rusia,Mendadak ChinaBatalkan Investasi SenilaiRp7,1 Triliun, Bikin Ekonomi RusiaKian Runtuh

Kedua belah pihak menemukan beberapa kesamaan dalam masalah pembukaan koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil.

Beberapa minggu lalu, Financial Times mengungkapkan terobosan dalam negosiasi, di mana kedua belah pihak menyusun draft 15 poin.

Rusia dan Ukraina kemudian membantah bahwa pembicaraan telah mencapai terobosan.

Dalam sebuah wawancara dengan media Serbia pada 28 Maret 2022, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan "demiliterisasi" dan penghapusan ekstremisme di Ukraina tetap menjadi tujuan utama Rusia.

Baca Juga: Bak Dapat Balasan Langsung Usar Gempur Kota-kota di Ukraina, Kapal Rusia yang Bawa Lusinan Tank dan Ratusan Pasukan Langsung Meledak dan Terbakar Beberapa SaatKemudian

Baca Juga: Jadi Negara Gagal Meski Punya Minyak Melimpah, Negara Miskin Ini Bak Ketiban Durian Runtuh, Disebut-sebut Akan Jadi 'Raja Minyak Dunia' Setelah Dibantu AS Gara-gara Perang Rusia-Ukraina

Artikel Terkait