Karena Mehmed masih berusia tujuh tahun, maka harus ada yang mewakilinya menjadi bupati, dan Kosemlah yang menjadi bupati.
Alasan mengapa Turhan Hatice tidak menjadi wakil anaknya adalah karena dia tidak memiliki dukungan politik di istana.
Kosem Sultan tidak hanya memiliki lebih banyak pengalaman dalam memerintah, tetapi dia juga telah menguasai istana.
Dia telah memberikan pendukungnya posisi penting di istana, Kosem juga didukung oleh Korps Janissari.
Maka, jadilah Turhan Hatice terkunci dalam perebutan kekuasaan dengan Kosem yang berlangsung hingga tiga tahun.
Akhirnya, Turhan Hatice memperoleh faksi di dalam istana, dia mendapat dukungan dari kepala kasim kulit hitam, Suleyman Agha dan wazir agung, Siyavus Pasha.
Untuk mengakhiri perebutan kekuasaan dengan Turhan Hatice, Kosem berencana untuk menggulingkan Mehmed IV demi Suleyman, adik tirinya.
Ini karena ibu Suleyman lebih mudah dikendalikan dan patuh daripada Turhan Hatice yang ambisius.
Sayangnya, rencana Kosem tidak pernah membuahkan hasil karena Turhan Hatice mengetahui rencana Kosem melalui Melek Hatun, salah satu budak Kosem.
Pada 2 September 1651, Turhan Hatice menggunakan Suleyman Agha dan para pengikutnya untuk membunuh Kosem, yaitu dengan dicekik menggunakan tali tirai.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR