Tidak mau menyerahkan otoritas kepada putranya yang berusia 16 tahun, pemberontakan militer terhadap Irene pada tahun 790 meletus.
Dengan dukungan militer, Konstantinus berhasil mengambil kekuasaan penuh sebagai kaisar, meskipun Irene mempertahankan gelar Permaisuri.
Pada tahun 792, gelar Irene sebagai permaisuri ditegaskan kembali, dan dia juga mendapatkan kembali kekuasaan sebagai wakil penguasa dengan putranya.
Sementara Konstantine bukanlah seorang kaisar yang sukses. Dia segera dikalahkan dalam pertempuran oleh Bulgar dan kemudian oleh orang Arab, dan paman tirinya kembali mencoba untuk mengambil kendali.
Kelemahan Konstantinus lainnya dimanfaatkan untuk menumbangkan kekuasaannya.
Pada tahun 794, Konstantinus memiliki seorang gundik, Theodote, dan tidak ada ahli waris laki-laki dari istrinya, Maria.
Setelah menceraikan dan mengasingkan Maria dan putri-putri mereka, Konstantinus menikahi Theodote, meskipun Patriark Tarasius keberatan dan tidak akan mengambil bagian dalam pernikahan.
Meski berhasil menikahi gundiknya, itu menjadi satu lagi alasan Konstantinus kehilangan dukungan.
Pada tahun 797, Irene memimpin konspirasi untuk mendapatkan kembali kekuasaan untuk dirinya sendiri berhasil.
Mencoba melarikan diri, tetapi Konstantinus berhasil ditangkap dan kembali ke Konstantinopel. Atas perintah Irene, dia dibutakan oleh matanya yang dicungkil.
Konstantinus disebut meninggal tak lama setelahnya; tetapi cerita lain mengatakan bahwa dia dan Theodote pensiun dan menjalani kehidupan pribadi.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR