Intisari-online.com - Sementara banyak kota di Ukraina, termasuk Kiev, dikepung dan dengan serangan udara berulang-kali oleh Rusia.
Presiden Zelensky mungkin mulai berpikir untuk menerima beberapa persyaratan Rusia untuk mengakhiri kampanye militer.
Presiden Ukraina Zelensky mengatakan dia telah memulai diskusi dengan kabinetnya tentang komitmen bahwa Kiev akan melepaskan niatnya untuk bergabung dengan NATO dengan imbalan gencatan senjata dari Rusia, menurut laporan CNN.
"Ini adalah kompromi untuk semua. Adapun Barat, yang tidak tahu apa yang harus kami lakukan untuk bergabung dengan NATO," katanya.
"Untuk Ukraina, yang ingin memastikan keamanan. Akhirnya untuk Rusia, yang tidak ingin NATO memperluas ke timur,"jelas Zelensky.
Sebelumnya, Kremlin mengatakan bahwa melepaskan keinginannya untuk bergabung dengan NATO adalah salah satu syarat yang Rusia ingin Ukraina penuhi untuk mengakhiri konflik.
Selain itu, Rusia juga menuntut agar Ukraina bersikap netral, mengakui semenanjung Krimea di bawah kedaulatan Rusia dan kemerdekaan Donbass.
Mengenai masalah status semenanjung Krimea dan wilayah Donbass yang memisahkan diri.
Zelensky mengatakan bahwa ini hanya dapat didiskusikan selama pertemuan tatap muka dengan Presiden Rusia Putin.
"Ini adalah masalah yang sulit bagi semua orang. Untuk menemukan solusi, kita harus mengambil langkah pertama yang telah saya sebutkan berkali-kali: Pastikan keamanan, akhiri konflik," kata Zelensky.
"Saya siap untuk mengangkat masalah Krimea dan Donbass selama pertemuan pertama saya dengan presiden Rusia. Ini sangat penting bagi kami," tambah Zelensky.
Presiden Ukraina Zelensky juga menekankan bahwa kompromi apa pun dengan Rusia akan diputuskan melalui referendum, bukan keputusannya sendiri.
"Saya mengatakan kepada negosiator bahwa, ketika orang berbicara tentang perubahan, perubahan penting dalam sejarah, tidak ada cara lain selain kita harus mengadakan referendum," kata Zelensky.