Namun serangan Rusia telah memicu ketegangan tidak hanya di Barat dan NATO tapi juga di Asia-Pasifik, sebuah hasil yang diyakini mata-mata AS tidak disiapkan oleh Xi Jinping, karena Xi berpikir kepentingan ekonomi akan mencegah negara-negara di Asia Pasifik memberikan sanksi besar.
Bahkan beberapa tim keamanan nasional Biden kaget dengan betapa cepatnya sekutu AS di Asia, termasuk Jepang dan Australia, bersedia memberi sanksi pada Rusia.
5. Biden dan Xi memiliki sejarah panjang -- dan pandangan yang sangat berbeda
Biden terkenang berjam-jam yang ia habiskan dengan Xi ketika keduanya menjadi wakil presiden negara masing-masing.
Biden mengklaim ia telah menghabiskan waktu lebih lama dengan Xi daripada pemimpin negara yang lain.
Namun mereka belum pernah bertemu secara langsung sejak Biden menjabat dan Xi belum pernah meninggalkan China selama pandemi Covid-19, membuat pembicaraan mereka hanya melalui telepon -- sebuah dinamika yang Biden sebutkan kurang ideal.
Dia dan timnya telah bekerja untuk menetapkan kebijakan persaingan terkelola dengan China.
Mereka telah meninggalkan tarif yang dikenakan oleh mantan Presiden Donald Trump dan mengkritik China karena tidak menegakkan komitmennya dari kesepakatan perdagangan era Trump.
Sebelum konflik di Ukraina, Biden tampak berniat memfokuskan kembali kebijakan luar negeri Amerika terhadap Asia, di mana ia memandang persaingan antara AS dan China sebagai tantangan yang menentukan abad berikutnya.
Dan sementara krisis Ukraina telah menyibukkan Gedung Putih dalam beberapa pekan terakhir, para pejabat bersikeras bahwa mereka masih dapat mempertahankan visi utama mereka.
KOMENTAR