Intisari-Online.com - Di tengah perang Rusia ke Ukraina, situasi memanas terjadi antara China dan Jepang.
Baru-baru ini, mantan perdana menteri berpengaruh Shinzo Abe menyerukan Tokyo untuk mempertimbangkan menjadi tuan rumah senjata nuklir AS.
Hal itu menimbulkan tanggapan keras dari China dan memperingatkan agar Jepang berhati-hati dan berhenti memprovokasi.
Melansir theguardian.com (1/3/2022), Shinzo Abe menyerukan agar Tokyo mempertimbangkan untuk menjadi tuan rumah senjata nuklir AS setelah invasi Rusia ke Ukraina dan meningkatnya kekhawatiran atas agresi China terhadap Taiwan.
Abe, yang memimpin rekor anggaran pertahanan sebelum mengundurkan diri pada 2020, mengatakan Jepang harus membuang tabu seputar kepemilikan senjata nuklirnya setelah pecahnya perang di Eropa.
“Di NATO , Jerman, Belgia, Belanda dan Italia mengambil bagian dalam berbagi nuklir, menjadi tuan rumah senjata nuklir Amerika,” kata Abe dalam sebuah wawancara TV, menurut Nikkei Asia.
“Kita perlu memahami bagaimana keamanan dijaga di seluruh dunia dan tidak menganggapnya tabu untuk berdiskusi secara terbuka.
“Kita harus dengan tegas mempertimbangkan berbagai pilihan ketika kita berbicara tentang bagaimana kita dapat melindungi Jepang dan kehidupan rakyatnya dalam kenyataan ini.”
Baca Juga: Ini 3 Tokoh Bandung Lautan Api, Nomor 2 Sampai Korbankan Nyawanya
Jepang yang merupakan satu-satunya negara yang pernah diserang dengan senjata nuklir, di Hiroshima dan Nagasaki, adalah bagian dari payung nuklir AS.
Tetapi, selama satu dekade Jepang menganut tiga prinsip non-nuklir, bahwa Jepang tidak akan memproduksi atau memiliki senjata nuklir atau mengizinkannya di wilayahnya.