Tetapi rupanya Henry tak cukup menikahi satu orang wanita.
Pasangan Henry VIII dan Catherine yang tampak begitu kuatnya kemudian mulai runtuh dengan kehadiran seorang wanita muda bernama Anne Boleyn, yang juga merupakan pelayan Catherine.
Bersama Henry VIII, Catherine hanya memiliki seorang anak, Mary, yang nantinya dikenal sebagai 'Bloody Mary'.
Meski antara 1510 dan 1518, sebenarnya Catherine melahirkan enam anak, termasuk dua putra. Namun, semua anaknya kecuali seorang putri bernama Mary lahir mati atau meninggal pada awal masa bayi.
Selanjutnya, Henry VIII yang semakin muak karena tak kunjung memiliki pewaris tahta laki-laki, kemudian meminta pembatalan pernikahannya dengan alasan bahwa ada kutukan karena dia menikahi istri saudaranya.
Melalui perjalanan yang panjang, Catherine pun akhirnya bercerai dari Henry VIII dan menjadi Janda Putri Wales.
Pada tahun 1533, Henry meminta Thomas Cranmer, uskup agung Canterbury, membatalkan pernikahannya dengan Catherine. Sementara Anne Boleyn dinikahi Henry VIII dan menjadi ratu menggantikan Catherine.
Kematian Memilukan Catherine of Aragon sebagai Janda Raja Henry VIII
Melansir theanneboleynfiles.com, pada 7 Januari 1536, pukul dua siang, Catherine of Aragon meninggal di Kastil Kimbolton, tempat ia 'terpenjara' dalam sisa hidupnya.
Dia telah sakit selama beberapa bulan tetapi merasa lebih buruk setelah minum bir Welsh pada bulan Desember 1535 dan ini.
Kondisi tersebut dikombinasikan dengan laporan pembalsem bahwa semua organnya sehat selain jantungnya, “yang menjadi hitam dan tampak mengerikan, kemudian memunculkan desas-desus bahwa Catherine telah diracuni.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR