Intisari-online.com - Media Barat sejauh ini menunjukan bahwa Rusia tengah kewalahan menghadapi Ukraina.
Pesan media Barat memberikan kesan yang salah bahwa Ukraina memenangkan konflik, kata seorang mantan kolonel AS.
Rusia telah mencapai tujuannya untuk melumpuhkan peralatan militer dan melumpuhkan tentara Ukraina.
Tetapi Barat berpikir bahwa kegagalan Rusia untuk membuat kemajuan pesat berarti kegagalan, kata mantan Kolonel Douglas Macgregor Menurut surat kabar Rusia RT.
Mantan Kolonel Macgregor adalah komandan Resimen Tank ke-4 Angkatan Darat AS.
Selama Perang Teluk tahun 1991, mantan Kolonel Macgregor memimpin 19 tank, 26 kendaraan tempur infanteri Bradley dan 4 peluncur mortir M1064.
Ia membuat prestasi menghancurkan 70 kendaraan lapis baja Irak hanya dalam 23 menit pengiriman.
Pada tahun 2020, Presiden AS saat itu Donald Trump menominasikan mantan kolonel Macgregor menjadi duta besar AS untuk Jerman, tetapi pencalonan ini tidak disetujui oleh Senat.
Militer Rusia secara ketat mengikuti perintah Presiden Vladimir Putin, yaitu meminimalkan korban sipil.
Ini memperlambat kemajuan Rusia ke titik di mana Barat mengira Rusia kalah dan Ukraina menang. Tetapi kenyataannya adalah sebaliknya, kata Macgregor.
"Tujuan dari konflik ini telah diklarifikasi. Sejak awal, tentara Rusia hanya fokus untuk mengalahkan tentara Ukraina. Misi ini pada dasarnya selesai," kata mantan kolonel AS itu.
"Pasukan Ukraina saat ini dikepung dan diisolasi di banyak kota besar dan kecil," kata Macgregor.
Pasukan utama Ukraina yang terdiri dari sekitar 60.000 tentara juga dikepung di timur, kehabisan pasokan.
Namun, media Barat telah mengabaikan fakta ini, melukiskan skenario bahwa Rusia sedang berjuang.
Karena tidak dapat menyerang dengan cepat, untuk mengalahkan Kiev dalam beberapa hari.
Menurut Macgregor, Barat ingin memperpanjang konflik selama mungkin, sehingga terus-menerus mengirim lebih banyak senjata agar Ukraina dapat terus berperang.
"Saya tidak melihat bahwa Rusia menunjukkan tanda-tanda macet," tambah Macgregor.
Macgregor juga mengatakan bahwa beberapa media Barat tidak masuk akal dan "berbohong" ketika menulis "tentara Rusia diperintahkan untuk siap menembak warga sipil".
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 16 Maret menyampaikan pidato online ke Kongres AS, meminta Washington untuk mendukung lebih banyak pesawat, rudal, dan senjata lainnya.
Macgregor mengatakan bantuan militer AS tidak akan membuat perbedaan dan bahwa Ukraina hanya akan menderita lebih banyak korban jika tidak segera mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Rusia.