Intisari-Online.com -Berbicara mengenai tokoh-tokoh super kejam dalam sejarah, Heinrich Himmler adalah salah satunya.
Heinrich Himmlermungkin adalah petinggi Nazi yang paling kejam dan brutal.
Sebagai pemimpin SS yang juga mengontrol Gestapo, Himmler merupakan "Ketua Pelaksana" holocaust.
Himmler juga berperan sebagai pemrakarsa kamp konsentrasi dan Einsatzgruppen death squads.
Dia diperkirakan telah menjagal enam sampai sebelas juta kaum minoritas dengan cara-cara yang amat sadistik.
Berasal dari kelas menengah Jerman, Himmler dilahirkan pada 7 Oktober 1900 dari keluarga kepala sekolah Jerman.
Saat pasukan Schutzstaffel atau SS dibentuk, dia diangkat menjadi wakil komandan.
Pasukan SS merupakan pasukan khusus untuk melindungi keselamatan Hitler dan para pemimpin Nazi lainnya.
Pasukan SS berkembang pesat di bawah kepemimpinan Himmler.
Hanya dalam empat tahun jumlah personelnya mencapai 54 ribu melalui lolos eugenetika Hitler.
Pasukan ini yang mengeksekusi Ernst Rohm (Komandan SA) dan para petinggi Nazi lainnya yang berkhianat pada peristiwa The Night of the Long Knives tanggal 30 Juni 1934.
Peristiwa paling mengerikan setelah itu adalah ketikan pasukan SS mengusulkan dibentuknya dan sekaligus pelaksana program kamp konsentrasi.
Selain itu, pada 1941, mereka juga mengadakan kamp pembasmian di Polandia.
Pada kamp jenis ini, dilakukan holocaust bagi kaum Yahudi, bangsa Roma, homoseksual, komunis, dan penganut agama lain selain Nazi.
Pada 1945, kekuatan pasukan SS mencapai 800 ribu personel.
Tekanan pasukan sekutu membuat Himmler gentar juga.
Dia pun mencoba mendiskusikan nasibnya dengan pihak Sekutu lewat perantara Count Folke Bernadotte dari Lubeck, Swedia.
Namun, keberuntungan tak memihaknya. Rencana perundingan gagal.
Hitler yang mengetahui rencana tersebut langsung memecatnya.
Untunglah Hitler keburu bunuh diri dan perang segera berakhir. Himmler kemudian menjadi penjahat perang yang paling dicari pihak Sekutu.
Pada 22 Mei 1945, dia ditangkap pasukan Inggris di Bremen dan diajukan ke pengadilan milter di Nuremberg.
Sehari kemudian, saat akan diajukan di pengadilan, di penjara Luneburg, dia memilih bunuh diri menenggak pil siandia.