Intisari-online.com - Sejauh ini perang Rusia-Ukraina masih terus berlanjut dan sudah hampir 2 minggu sejak akhir Februari invasi itu dilakukan.
Sementara Rusia merupakan pecahan Uni Soviet yang menjadi sasaran serangan Rusia, akankah negara lain bekas pecahan Uni Soviet mengalmi nasib yang sama.
Saat ditanyai, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menolak mengesampingkan serangan ke negara lain.
Bersikeras bahwa tindakan Vladimir Putin di Ukraina bukan merupakan invasi.
Menteri Luar Negeri Rusia, Lavrov memberi tanggpan samar, ketika ditanya mengenai kemungkinan Vladimir Putin menyerang negara lain.
Menjawab pertanyaan dari seorang jurnalis Turki, Lavrov mengatakan, "Kami tidak berencana untuk menyerang negara lain. Kami tidak menyerang Ukraina ".
Alih-alih mengakui hilangnya nyawa orang Rusia sejauh ini dalam konflik, Lavrov mengatakan bahwa "operasi khusus" itu "berjalan sesuai rencana secara keseluruhan.
Menteri juga menuduh UE terlibat dalam perilaku "berbahaya" dengan memasok senjata ke Ukraina yang putus asa.
Dia akan terus mengulangi klaim Rusia bahwa Ukraina menggunakan "perisai manusia" untuk melindungi diri dari invasi.
Dia berkata, "Warga sipil digunakan sebagai sandera oleh apa yang disebut pasukan pertahanan teritorial. Mereka digunakan "sebagai tameng manusia."
Lavrov berbicara pada konferensi pers ketika dia membuat pernyataan berbahaya saat invasi agresif negaranya ke Ukraina berlanjut.
Bereaksi terhadap berita di Twitter, reporter Belarusia Tadeusz Giczan mengatakan bahwa pernyataan itu berarti negara-negara Eropa timur lainnya harus mulai khawatir.
Dia berkata, "Puncak absolut Rusia. Ditanya apakah itu berencana untuk menyerang negara lain,
"Kami tidak berencana untuk menyerang negara lain. Kami tidak menyerang Ukraina sejak awal," kata Lavrov.
"Tetangga Rusia lainnya mungkin harus mulai khawatir," katanya.
Lavrov sebelumnya telah memperingatkan bahwa perang dunia di masa depan akan "menggunakan nuklir" dan membela tindakannyadengan menyatakan bahwa Rusia akan menghadapi "bahaya nyata" jika Kyiv memperoleh senjata nuklir.
Namun, setiap hari perang berlanjut, muncul bukti yang tidak dapat diatasi bahwa invasi Rusia tidak akan direncanakan.
Awal pekan ini para pejabat Ukraina mengklaim telah membunuh lebih dari 11.000 tentara Rusia dan membawa 290 tank, 46 pesawat dan 999 pengangkut pribadi lapis baja sejauh ini.