Penulis
Intisari-Online.com - Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan lampu hijau untuk melakukan serangan skala penuh ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Sikap Presiden Rusia Vladimir Putin terjadi setelahberminggu-minggu lebih dari 100.000 tentara Rusia berkumpul di sepanjang perbatasan Ukraina.
Sejauh ini,Ukraina telah mengklaim pasukan Rusia telah menghancurkan infrastruktur Ukraina dan aset fisik lainnya senilai setidaknya 76 miliar Poundsterling saat rudal menghujani kota-kota di seluruh negeri.
Hal ini menyebabkan lebih dari 2,3 juta orang melarikan diri dari Ukraina, menurut penghitungan PBB.
Sikap Rusia yang semakin gencar menyerang Ukraina telah membuat Rusia dijatuhi banyak sanksi.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Jumat (11/3/2022),Inggris terus menghancurkan Rusia dan Putin dengan hukuman ekonomi yangberat.
Para pemimpin Uni Eropa juga telah setuju untuk menghentikan pembelian minyak, gas, dan batu bara Rusia.
Selain itu, mereka juga tidakmungkin lagi menawarkan keanggotaan Uni Eropa (UE) secara cepat kepada Ukraina.
Tapi semua sanksi itu tidak membuat serangan Rusia ke Ukraina melemah. Malahan semakin kejam.
Baru-baru ini, Rusia menyerangrumah sakit bersalin di kota Mariupol Ukraina dan membuat Negara Beruang Merah dikecam internasional.
Alasannya bangunan itu tidak lagi berfungsi sebagai fasilitas kesehatan.
Kementerian Pertahanan Rusia juga membantah menyerang rumah sakit dan malah menuduh Ukraina melakukan provokasi di sana.
Sikap Putin ke Ukraina itu telah membuatseorang pakar kebijakan luar negeri mencapnya barbar dan gila.
"Vladimir Putin merupakan ancaman besar bagi kebebasan dunia saat ini," ungkapNile Gardiner, mantan ajudan Margaret Thatcher.
"Perang ini adalah tindakan barbarisme dan kegilaan total. Putin terlihat semakin gila dan tidak terkendali."
"Kami melihat kebiadaban dan barbarisme dalam skala epik dengan Putin."
Lanjutnya, "Putin ingin menduduki seluruh Ukraina dan menenggelamkannya di bawah kendali Rusia."
"Dia tidak peduli berapa banyak orang yang mati, bahkan jika itu ratusan ribu."
"Apa yang kita lihat di Srebrenica beberapa dekade lalu, Putin mampu melakukannya dalam skala yang jauh lebih besar."
"Tidak ada akhir dari kejahatan yang bisa dilakukan monster ini."
Gardiner percayaperang Rusia dan Ukraina bisa berlanjut ke perang yang lebih luas.
Khususnya ke negara-negara Baltik, dengan Lithuania khususnya yang menjadi "target utama".
Tapi dia memperingatkan ini hanyalah awal darirencanaPutin. Karena dia mungkin berencana untuk "menaklukkan sebagian besar Eropa".
Pakar kebijakan luar negeri memperingatkan: "Ini hanyalah awal dari rencana permainannya untuk Eropa."
"Rusia mungkin ingin menaklukkan sebagian besar Eropa dan kami harus menghentikan mereka."
"Kami tidak bisa membiarkan Rusia memaksakan kehendak mereka di Eropa," tutupnya.