Intisari-Online.com – Situs Warisan Dunia UNESCO jauh di dalam gurun Sahara telah dihancurkan oleh grafiti.
Menteri Kebudayaan Chad, Mahamad Saleh Haroun, mengatakan tindakan itu adalah “tragedi… menyinggung seluruh sejarah dan memori Chad.”
Lukisan-lukisan ini mewakili kekayaan sejarah, gambar waktu sebelum Sahara adalah gurun.
Para pengacau, yang diyakini Haroun sebagai pemuda setempat, mencoretkan nama mereka di atas seni cadas kuno dalam bahasa Prancis dan Arab.
“Ini adalah kisah Afrika dan mereka ingin menghancurkannya,” kata Mahamat Saleh Haroun dalam sebuah wawancara.
“Itulah mengapa saya berbicara tentang sebuah tragedi, karena itu adalah bagian dari kita.”
Kerusakan mungkin bisa diperbaiki, kata Abdelkerim Adoum Bahar, kepala badan kebudayaan PBB di Chad. Mudah-mudahan begitu.
Seni cadas sudah mengalami tekanan parah akibat erosi dan kerusakan akibat sinar matahari di Sahara yang terik, melansir historythings.
Baca Juga: Termasuk di Indonesia, Ini 5 Warisan Alam yang Terancam Menurut UNESCO
Jika seni ini hilang karena grafiti, itu akan menjadi pukulan mengerikan bagi catatan arkeologi.
Dataran Tinggi Ennedi, yang dijadikan Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2016, menampilkan ribuan gambar manusia dan hewan, diukir dan dicat ke dalam gua, ngarai, dan tempat perlindungan prasejarah yang memenuhi area sekitarnya.
Sebuah tim telah dikirim ke timur laut Chad untuk melihat seberapa parah kerusakannya.
Nantinya, para ahli akan menindaklanjuti hasil kerjanya.
Sampai saat itu, kita tidak akan tahu apakah lukisan-lukisan ini telah dirusak selamanya atau tidak.
Baca Juga: 7 Stasiun Kereta Api Paling Spektakuler di Dunia, Lebih Mirip Istana Daripada Stasiun
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari