17. Menjadi sangat berhati-hati
Karena takut sesuatu mungkin terjadi, ia menjadi sangat over protektif. Ia akan sering memeriksa keadaan, sering menoleh ke kanan-kiri untuk berjaga-jaga. Ia juga cenderung menghindari apa yang mungkin berbahaya bagi dirinya. Akhirnya ia cenderung menarik diri.
18. Melihat bahaya di segala tempat
Ia bisa mendeteksi berbagai kemungkinan bahaya yang terjadi. Ia menjadi paranoid akan segala hal. Menjadi gemetar dan jantung berdegup kencang ketika melihat orang yang disangka akan berbuat jahat padanya. Seolah bahwa ada orang yang mengikutinya setiap hari.
19. Sangat mudah terkejut
Karena rasa takut dan cemas tadi, ia menjadi sangat mudah terkejut. Ia kaget terhadap suatu hal yang sebenarnya biasa saja. Bahkan merasa marah terhadap orang atau sesuatu yang membuatnya terkejut.
20. Sulit tidur
Tidur yang sangat dibutuhkan demi kualitas hidup yang baik justru sulit bagi orang yang trauma.Sebab hampir seluruh isi pikirannya adalah ia harus terjaga dan akan terjadi bahaya jika ia tidur. Selain itu, ia sering mimpi buruk sehingga ia enggan untuk tidur.
21. Kurang tertarik terhadap seks
Karena trauma ada bebera orang yang menghindari pembahasan mengenai seks. Khususnya ia yang mengalami trauma akibat kekerasan seksual. Walau tidak trauma yang berhubungan dengan seksualitas, umumnya orang yang trauma kurang tertarik terhadap seks.
Seseorang yang trauma belum tentu mengalami semua hal ini, mungkin beberapa reaksi saja. Tapi kembali lagi, bahwa reaksi semua orang adalah berbeda. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk berbagi dengan orang yang bisa dipercaya. Pulihkan diri dari trauma sangat layak dilakukan demi kualitas hidup yang lebih sempurna.
(psychologytoday.com)
Penulis | : | Tika Anggreni Purba |
Editor | : | Tika Anggreni Purba |
KOMENTAR