Intisari-Online.com – Meskipun hukuman berat bakalan dijatuhkan oleh pengadilan Mesir, yang menghukum perampokan makam dengan kematian, namun tetap saja ini terjadi di Mesir sejak zaman Firaun dahulu kala.
Terlepas dari apa yang tampak bagi kita, tidak semua orang Mesir merasakan pemujaan yang hampir suci terhadap raja mereka yang telah meninggal.
Atau ketakutan takhayul terhadap hukuman, dewa atau manusia, yang bisa terjadi karena tindakan kejahatan mereka.
Kenyataannya, perampok makam terkenal menunjukkan sedikit rasa hormat kepada orang mati.
Mereka sama sekali tidak takut akan peringatan bahwa perampokan makam adalah ‘kejahatan yang tidak akan pernah diampuni oleh para dewa bagi mereka yang melakukannya.’
Orang-orang ini tidak berpikir dua kali jika mereka membutuhkan cahaya dan entah bagaimana caranya mereka mengubah mumi menjadi obor untuk menerangi jalan.
Bahkan mereka tidak keberatan begitu saja merobek kain linen yang menutupi tubuh raja, ratu, dan bangsawan untuk mencari emas yang dicari.
Bila perlu, mereka pun mematahkan kepala dan anggota badan mumi, lalu membuangnya, demi mendapatkan perhiasan yang menempel pada badan mumi tersebut.
Pembangun makam mengambil banyak tindakan pencegahan untuk menghindari penjarahan, meskipun ada makam Mesir langka yang tidak terkena jarahan
Para pencuri di zaman Mesir Kuno itu menggali terowongan atau berhasil menembus ke dalam dengan berbagai cara.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR