Intisari-online.com - Tepat pada Kamis (24/2/22), presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan, akan melakukan operasi militer ke Ukraina.
Alhasil kini Rusia telah melakukan invasi ke beberapa wilayah di Ukraina.
Jika menakar kekuatan militer keduanya, Rusia jelas unggul telak dari Ukraina, bahkan bisa dikatakan tidak seimbang.
Sementara Ukraina masih mencari bantuan dan dukungan, Rusia malah sudah mendapatkan tawaran bantuan dari sekutunya.
Pasukan Rusia telah mendarat di bagian timur Ukraina sedangkan kelompok separatis melalui darat, udara dan laut.
Lalu, presiden negara tetangga mengumumkan bahwa tentara siap untuk bergabung dengan Moskow.
Menurut Reuters Pada 24 Februari, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan bahwa tentara Belarusia dapat bekerja sama dengan Rusia di Ukraina timur kapan saja.
"Tentara Belarusia tidak hadir di Ukraina, tetapi dapat bergabung dengan Rusia jika perlu," kata Lukashenko.
Presiden Lukashenko mengatakan bahwa selama pembicaraan terakhirnya dengan Presiden Rusia Putin.
Ia menerima jaminan bahwa Moskow akan mempertimbangkan serangan terhadap Belarusia sebagai serangan terhadap Rusia.
"Saya berjanji kepada Anda bahwa setiap serangan terhadap atau terhadap wilayah Belarusia adalah serangan terhadap Rusia," kata Putin mengutip Lukashenko .
"Saya ingin Barat mendengar dan memahami itu," kata Lukashenko.
Menurut NATO, sebelum membuka operasi militer di Ukraina timur, Rusia menempatkan setidaknya 30.000 tentara di wilayah Belarus.
"Saya diberi pengarahan oleh TuanPutin, dan yang paling penting, perkembangan situasi," kata Lukashenko tentang kampanye militer Rusia di Ukraina timur.
Presiden Belarusia mengatakan bahwa ia dan Presiden Rusia Putin telah sepakat untuk mengerahkan serangkaian senjata militer modern untuk memperkuat perbatasan antara kedua negara.
Dalam konteks mengekang NATO yang mencoba untuk memperluas pengaruhnya.
Rusia adalah sekutu terpenting Belarusia.
Pada tahun 2020, Rusia membantu pemerintah Lukashenko menangani protes yang mengganggu stabilitas keamanan di Belarus.
Menurut informasi dari Ukraina, pada 24 Februari, pasukan Rusia memasuki timur negara itu dari berbagai arah, termasuk Belarus.
Meskipun berulang kali mengekspresikan pandangan pro-Rusia dalam ketegangan dengan Ukraina.
Sejauh ini, Belarus belum mengakui kemerdekaan Republik Donetsk yang memproklamirkan diri dan Republik Lugansk yang memproklamirkan diri.