Lonjakan Kasus Covid-19 Sedang Tinggi di Indonesia, WHO Malah Blak-blakan Sebut Tanggal Kapan Pandemi Covid-19 Musnah dari Muka Bumi Ini

Khaerunisa

Editor

Ilustrasi pandemi Covid-19.
Ilustrasi pandemi Covid-19.

Intisari-Online.com - Indonesia tengah kembali menghadapi lonjakan kasus Covid-19, dengan kasus harian terus mengalami tren peningkatan dalam beberapa hari terakhir.

Berdasarkan data pemerintah, Jumat (11/2/2022), terdapat 40.489 kasus Covid-19 harian. Dengan penambahan tersebut, saat ini sudah ada 4.708.043 kasus Covid-19 di Tanah Air.

Kondisi tersebut juga berdampak terhadap tingginya kasus kematian.

Melansir Kompas.com, kasus kematian Covid-19 dalam sepekan terakhir meningkat signifikan.

Pada 4 Februari, kasus kematian Covid-19 bertambah 42 dalam sehari. Kemudian, kasus kematian kembali bertambah sebanyak 44 pada 5 Februari dan terus merangkak naik di angka 57 pada 6 Februari 2022.

Selanjutnya, kasus kematian Covid-19 kembali bertambah 82 dalam sehari pada 7 Februari, dan terus merangkak naik di angka 83 pada 8 Februari.

Sempat menurun di angka 65 pada 9 Februari, tetapi kembali naik sebanyak 74 pada 10 Februari. Terakhir, kasus kematian Covid-19 meningkat tajam mencapai 100 pada 11 Februari 2022.

Baca Juga: Sudah Lampaui Total Pasien di Wisma Atlet Saat Ini, Kasus Covid-19 pada Anak Alami Lonjakan Drastis, Luhut Tetap Bergeming Tolak Usulan Anies Hentikan PTM?

Baca Juga: Terjerembap Malu Usai Masuk Daftar Negara Termiskin Sejagat, Timor Leste Kini Justru Tiba-tiba 'Hilang' dari Daftar 'Memalukan' Tersebut, Kok Bisa?

Masyarakat Indonesia mungkin kini tengah dibuat khawatir dengan terjadinya lonjakan kasus Covid-19, di sisi lain muncul kabar mengenai perkiraan kapan pandemi ini akan berakhir.

Melansir express.co.uk (11/2/2022), Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan yang terburuk dari COVID-19 dapat berakhir dalam waktu kurang dari enam bulan.

Tetapi, dia menekankan bahwa bagaimanapun, tenggat waktu sangat bergantung pada vaksinasi

Ia mengatakan, sekitar 70 persen dari populasi global harus disuntik agar keadaan "benar-benar" menjadi lebih baik.

"Harapan kami adalah fase akut pandemi ini akan berakhir tahun ini, tentu saja dengan satu syarat, vaksinasi 70 persen [target tercapai] pada pertengahan tahun ini sekitar Juni, Juli," katanya pada Jumat.

"Jika itu dilakukan, fase akut dapat benar-benar berakhir, dan itulah yang kami harapkan," ungkapnya.

Pernyataan Tedros datang ketika Inggris berada di ambang penghapusan sebagian besar, jika tidak semua, aturan pembatasan terkait Covid-19.

Sebelum akhir bulan, aturan tersebut, termasuk isolasi pasien Covid-19 mungkin saja dihapuskan.

Baca Juga: Inilah Sosok Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh, Pahlawan Pengusir Portugis yang Juga Tegakkan Hukum Kejam Termasuk Menusuk dengan Galah

Baca Juga: Inilah A-4 Skayhawk, Jet Tempur Milik Israel yang Mengendap-endap sampai Dibeli oleh Indonesia Melalui Operasi Rahasia, Memangnya Apa Hebatnya?

Di bawah aturan saat ini, siapa pun yang dinyatakan positif COVID-19 harus melakukan isolasi diri setidaknya selama lima hari penuh.

Sementara pedoman saat ini akan berakhir pada 24 Maret, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia yakin peraturan domestik terakhir mungkin berakhir lebih awal jika tren positif dalam angka kasus berlanjut.

Kemudian, Prancis minggu ini mengumumkan pelonggaran aturan untuk wisatawan.

Clement Beaune, menteri Eropa Prancis, mengatakan persyaratan bagi pengunjung yang divaksinasi dari luar UE untuk memiliki tes Covid negatif sebelum kedatangan akan dibatalkan.

Begitu pula Austria, setelah memaksa orang-orang untuk mendapatkan suntikan mereka melalui strategi vaksinasi wajib, kabarnya juga melunakkan pendekatannya.

Toko-toko, restoran, dan hotel di sebagian besar negara disebut akan segera dapat menerima pengunjung yang tidak divaksin selama mereka dapat menunjukkan tes virus corona negatif.

Keputusan untuk mengizinkan hal tersebut yaitu karena hasil dari tingkat infeksi yang tinggi tetapi jumlah perawatan intensif yang rendah –seperti di banyak negara Eropa.

Negara lainnya adalah Norwegia, yang disebut akan mencabut hampir semua pembatasan sosial yang masih ada meski kasus Covid-19 terus melambung.

Baca Juga: 4 Cara Membersihkan Bantal yang Kotor Tanpa Mencucinya, Ringkas tapi Efektif!

Baca Juga: Tak Selaris Jet Tempur F-35 Amerika, Rafale yang Diborong Prabowo Ternyata Sepi Peminat Meski Punya Kemampuan Hebat, Pakar Ungkap Penyebabnya

(*)

Artikel Terkait