Intisari-Online.com - Selama 500 tahun masa pemerintahan Romawi kuno, sekitar 20 persen kaisar Romawi dibunuh ketika sedang berkuasa.
Sebuah studi mengatakan hujan bisa saja menjadi pemicunya.
Ketika curah hujan sangat rendah, pasukan Romawi yang bergantung kepada tanaman dari petani lokal, akan kelaparan.
“Pada akhirnya, itu akan membuat mereka memberontak,” kata Cornelius Christian, pemimpin studi sekaligus asisten profesor ekonomi di Brock University, Kanada.
“Pemberontakan tersebut meruntuhkan dukungan pada kaisar dan membuat mereka rentan terhadap pembunuhan,” imbuhnya.
Christian mendapat hasil penemuan ini dengan menggunakan data iklim dari studi yang dipublikasikan di jurnal Science pada 2011.
Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis ribuan fosil cincin pohon dari Prancis dan Jerman.
Mereka lalu menghitung jumlah curah hujan di sana setiap musim semi selama 2500 tahun terakhir.
Area ditemukannya fosil merupakan perbatasan Romawi pada masa itu, di mana pasukan militer ditempatkan.
Christian kemudian mengumpulkan data tentang pemberontakan dan pembunuhan kaisar Romawi kuno.
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR