Dia adalah seorang punggawa diplomatik, administrator yang baik, dan membuktikan dirinya sebagai pemimpin militer yang luar biasa dan politisi.
Saat melayani Alexander Agung, mampu mencapai ketinggian baru yang tidak ada duanya di Yunani.
Alexander mengakui kemampuan dan bakat militer Eumenes, dan dia percayakan dengan tugas-tugas pentingnya.
Sebagai pengakuan atas kemampuannya, Eumenes bahkan diberi posisi ‘hipparchon’ di pasukan Makedonia, yaitu seorang pemimpin taktis yang bertanggung jawab atas kavaleri.
Bakat militer yang luar biasa memungkinkan Eumenes untuk naik dari posisi sekretaris menjadi pemimpin yang hebat.
Pada tahun 323 SM, Alexander Agung meninggal. Lalu, setelah kematiannya, Eumenes dianugerahi kendali atas Cappadocia dan Paphlagonia, dua kerajaan kuno Anatolia.
Tetapi, ada masalah kecil, yaitu kerajaan-kerajana tersebut belum ditaklukkan.
Atas perintah Perdiccas, panglima tertingg setelah kematian Alexander, dua jenderal bernama Leonont dan Antigonus menemani Eumenes untuk merebut wilayah tersebut.
Tapi, mereka menolak. Perdiccas mengirim tentaranya untuk menaklukkan wilayah itu dan memasang Eumenes sebagai satrap.
Tidak lama kemudian Eumenes ditantang oleh faksi Makedonia saingan yang dipimpin oleh Antipater, bupati kekaisaran Alexander.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR