Pertama soal penelitian di University of Hong Kong dan Chinese University of Hong Kong.
Penelitian itu menemukan bahwa dua dosis Sinovac tidak menghasilkan antibodi yang cukup untuk melawan Omicron.
“Secara keseluruhan, penelitian kami menunjukkan bahwa Omicron mungkin lebih mungkin lolos dari perlindungan kekebalan yang diinduksi vaksin, dibandingkan dengan prototipe dan varian (vaksin) lain yang menjadi perhatian,” para penulis menyimpulkan.
Ada juga studi lain yang dilakukan oleh oleh Universitas Yale dan Kementerian Kesehatan Republik Dominika.
Diterbitkan pada bulan lalu di jurnal Nature Medicine, studi menunjukkan tidak ada antibodi penetral di antara mereka yang menerima dua suntikan Sinovac.
Bukti lain China sendiri harus kembali melakukan lockdown karena lonjakan kasus virus corona.
Sebab China hampir 100% menggunakan vaksin Sinovac.
Hal kedua yang Al Jazeera adalah kasus virus corona di Indonesia bisa menembus 300.000 hingga 500.000 di akhir bulan Februari.
Itu menurut laporan dari ahli epidemiologi Indonesia Dr Dicky Budiman.
“Kasus harian akan 10 kali lebih buruk dari gelombang kedua tetapi untuk rawat inap hanya setengahnya,” ujarnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR