Kasus Kerangkeng Manusia untuk Perbudak Puluhan Pekerja Sawit, Persoalan 550 Budak Perdagangan Ikan Juga Pernah Terkuak di Maluku hingga Buat Para ABK Cacat dan Meninggal

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Penjara manusia di rumah Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin
Penjara manusia di rumah Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin

Intisari-Online.com -Bupati nonaktif Langkat yang terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK, Terbit Rencana Perangin-Angin, diduga melakukan kejahatan lain berupa perbudakan terhadap puluhan manusia.

Dugaan itu diungkap oleh Perhimpunan Indonesia untuk Buruh Migran Berdaulat, Migrant Care, yang menerima laporan adanya kerangkeng manusia serupa penjara (dengan besi dan gembok) di dalam rumah bupati tersebut.

"Kerangkeng penjara itu digunakan untuk menampung pekerja mereka setelah mereka bekerja."

"Dijadikan kerangkeng untuk para pekerja sawit di ladangnya," ujar Ketua Migrant Care Anis Hidayah kepada wartawan, Senin (24/1/2022) sebagaimana diwartakan Kompas.com.

"Ada dua sel di dalam rumah Bupati yang digunakan untuk memenjarakan sebanyak 40 orang pekerja setelah mereka bekerja," tambahnya.

Anis menyebutkan, jumlah pekerja itu kemungkinan besar lebih banyak daripada yang saat ini telah dilaporkan.

Mereka disebut bekerja sedikitnya 10 jam setiap harinya.

Setelah dimasukkan ke kerangkeng selepas kerja, mereka tidak memiliki akses untuk ke mana-mana dan hanya diberi makan dua kali sehari secara tidak layak.

Baca Juga: Hari HAM: Perjalanan Panjang Pengakuan Hak Asasi Manusia dari Kebaikan Raja Cyrus yang Membebaskan Para Budak pada 539 SM

Baca Juga: Benarkah Piramida Agung Giza Dibangun oleh Alien? Inilah Lima Rahasia Menakjubkan dari Monumen Besar Bangsa Mesir Kuno yang Dibangun Sepanjang Sejarah Manusia Itu

Terlepas dari itu, kasus perbudakan modern di Indonesia bukan kali pertamanya ini terjadi.

Dikutip dari Associated Press (AP) melalui Harian Kompas, Kamis (9/4/2015), ada indikasi terjadi perbudakan terhadap ABK Myanmar pada kapal-kapal yang dioperasikan PT Pusaka Benjina Resources.

Hampir 550 budak modern diselamatkan dari perdagangan ikan di Indonesia

Ratusan ABK menjadi korban perbudakan. Mereka di antaranya berasal dari Thailand, Laos, Kamboja, Myanmar.

Mereka dibawa ke Indonesia melalui Thailand dan dipaksa untuk menangkap ikan, seperti cumi-cumi, udang, kakap, kerapu dan ikan lainnya.

Sejumlah 242 anak buah kapal (ABK) asal Myanmar dan Kamboja di PT Pusaka Benjina Resources (19/5/2015)
Sejumlah 242 anak buah kapal (ABK) asal Myanmar dan Kamboja di PT Pusaka Benjina Resources (19/5/2015)

Hasil tangkapan mereka kemudian dikirim kembali ke Thailand, memasuki arus perdagangan global.

Laut Arafura menyediakan beberapa tempat penangkapan ikan terkaya dan paling beragam di dunia.

Penuh dengan makarel, tuna, cumi-cumi, dan banyak spesies lainnya.

Perlakuan tak manusiawi

Baca Juga: Dibongkar Media Asing, Nasib Tragis Orang Indonesia Bekerja di Kapal China Terungkap, Diperlakukan Bagai Budak Hingga Pilih Melarikan Diri Karena Tak Tahan dengan Perlakukan Kejamnya

Baca Juga: Disebut sebagai Hewan Pembawa Kebahagiaan, Ternyata Serangga yang Banyak Ditemukan di Indonesia Ini Suaranya Digemari Orang Yahudi yang Dulunya Dijadikan Budak Firaun

Salah seorang ABK mengaku diperlakukan tak manusiawi, antara lain dipaksa bekerja 20-22 jam per hari, dikurung, dan disiksa.

Associated Press menurunkan laporan investigasi pada 25 Maret 2015.

Menurut para ABK atau para budak, para kapten di kapal penangkap ikan memaksa mereka untuk minum air yang tidak bersih.

Hampir semua mengatakan mereka ditendang, dicambuk dengan ekor ikan pari beracun atau dipukuli jika mereka mengeluh atau mencoba beristirahat.

Dalam kasus terburuk, banyak orang melaporkan cacat hingga kematian di atas kapal.

Mereka dibayar sedikit, bahkan ada yang tidak dibayar.

Agen perekrut para budak sangat kejam, mereka merekrut anak-anak dan orang cacat.

Bahkan rela berbohong tentang upah hingga membius dan menculik migran.

Baca Juga: Kisah Biddy Mason, Seorang Budak Wanita yang Dipaksa Jalan Kaki 2.700 Kilometer yang Akhirnya Menjadi Konglomerat Real Estate

Baca Juga: Sampai Jadi Bingung Mau Menilainya Penjahat atau Justru Malaikat, Pria Jepang Ini Culik Dua Gadis untuk Tinggal di Apartemennya, Bukan untuk Dijadikan Budak Nafsu, Tapi Malah Diajari Ini

Para budak yang meninggal dimakamkan dengan nama Thailand palsu yang diberikan saat ditipu atau dijual ke pemilik kapal.

Kuburan itu menampung lebih dari 60 nisan yang tertutup rerumputan tinggi.

Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa 28 Agustus Jadi Tanggal Penting dalam Sejarah Kulit Hitam di Amerika, Dimulai dari Penghapusan Perbudakan Hingga Barack Obama Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat

Baca Juga: Kisah James Hemings, Koki Kulit Hitam yang Jadi Budak Tapi Berhasil Lakukan Revolusi pada Masakan Amerika, Benarkah Akhir Hidupnya Karena Bunuh Diri?

(*)

Artikel Terkait