Sepanjang perang itu, pasukan darat Jepang mengalami peralatan yang agak buruk atau tidak efektif.
Tank mereka bukan tandingan Sherman, sedangnya senjata anti-tank mereka, bahkan beberapa di antaranya adalah misi bunuh diri, meninggalkan banyak hal yang tidak diinginkan.
Bahkan senjata kecil Jepang pun dikalahkan oleh senjata Sekutu, terutama Arisaka, yang dikalahkan oleh M1 Garand.
Maka bisa dikatakan bahwa Jepang berinvestasi paling banyak ke angkatan lautnya, maka tak heran bila mereka tidak akan bisa menandingi AS di darat, dan mencoba mengalahkannya di lautan.
Beberapa pesawat Jepang, seperti A6M Zero, memiliki desain yang fantastis, dan kapal mereka pun berkelas dunia.
Nah, mortir lutut ini adalah senjata yang sederhana, namun sangat efektif, melansir war history online.
Sebelum perang, tentara Jepang berusaha keras untuk mengoptimalkan granat mereka, agar berguna di semua lingkungan dan di semua jarak dekat.
Granat fragmentasi Tipe 91 adalah hasil dari pemikiran ini dan merupakan perangkat yang sangat mudah beradaptasi yang dapat dilempar atau diluncurkan.
Secara khusus, itu bisa diluncurkan oleh mortir lutut, yang berfungsi sebagai senjata cadangan untuk pasukan dalam pertempuran terbatas.
Senjata ini terdiri dari laras senapan sepanjang 10 inci (25 cm) di atas rumah pegas, yang dipasang pada pelat dasar bundar.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR