Intisari-Online.com - Belum berakhirnya pandemi Covid-19 dan masih bermunculannya varian baru virus ini membuat para ahli memikirkan cara agar kondisi tak semakin parah.
Suntikan booster vaksin Covid-19 merupakan salah satu yang dilakukan untuk membentengi orang-orang dari infeksi virus ini.
Jika banyak yang mengatakan bahwa seseorang beruntung karena makin kebal apabila menerima suntikan booster vaksin Covid-19, tapi tidak sepenuhnya demikian.
Melansir 24h.com.vn (12/01/2021), WHO baru-baru ini memperingatkan bahwa menggunakan vaksin Covid-19 yang ada sebagai suntikan booster (yaitu dosis keempat) bukanlah strategi yang layak dalam menangani varian baru seperti Omicron.
"Strategi imunisasi, berdasarkan dosis booster vaksin Covid-19 dasar, sepertinya tidak tepat atau berkelanjutan," kata Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang vaksin Covid-19.
Pakar WHO percaya bahwa diperlukan versi vaksin Covid-19 yang ditingkatkan untuk mengkhususkan diri dalam mengobati varian Covid-19 baru, termasuk varian Omicron.
Omicron adalah varian dengan penyebaran tercepat saat ini, muncul di 149 negara di seluruh dunia.
Pakar WHO juga menyerukan pengembangan vaksin Covid-19 baru yang dapat menghentikan virus sejak awal, tidak hanya melindungi orang yang terinfeksi agar tidak sakit parah.
"Ada kebutuhan untuk mengembangkan vaksin Covid-19 baru yang sangat efektif dalam mencegah infeksi, tidak hanya dalam mencegah kasus yang parah," kata kelompok ahli tersebut.
Para ahli juga meminta pengembang untuk membuat vaksin baru "dengan kemanjuran yang kuat dan tahan lama, mengurangi kebutuhan akan dosis booster di masa depan".
Selain itu, para ahli juga menyerukan agar mempromosikan pengiriman vaksin dasar Covid-19 ke berbagai tempat di dunia, terutama di Afrika".
Pada 10 Januari, diumumkan oleh perusahaan Pfizer dari AS bahwa mereka telah memulai produksi vaksin Covid-19 baru yang berspesialisasi dalam mengobati varian Omicron dan varian lainnya.
Vaksin tersebut dikatakan akan siap didistribusikan pada Maret 2022.
Sementara itu, Moderna fokus mengembangkan vaksin baru untuk menghadapi risiko infeksi pada musim gugur 2022.
Sampai hari ini, penambahan kasus positif Covid-19 masih terjadi.
Melansir data dari Worldometers, Rabu (12/1/2022) pagi, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia sebanyak 313.638.451.
Adapun mereka yang meninggal dunia tercatat sebanyak 5.520.187 orang.
Sementara jumlah mereka yang sembuh tercatat ada 261.575.434.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus tertinggi, yaitu sebanyak 63.141.538 kasus positif, 863.484 meninggal dunia dan 42.598.139 sembuh.
Penasihat Medis Gedung Putih Dr Anthony Fauci pada Selasa (11//1/2022) mengatakan adanya penyebaran varian Omicron.
Menurutnya akan lebih banyak orang yang akan menemukan dirinya terinfeksi.
“Saya pikir dalam banyak hal, Omicron dengan tingkat efisiensi transmisibilitas yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya, pada akhirnya akan menemukan hampir semua orang,” kata Fauci.
Ia berharap saat kasus Omicron naik turun, perlindungan yang terbentuk di masyarakat sudah mencukupi.
Sementara itu, Prancis mencatat kasus infeksi harian virus coorona tertinggi akibat adanya varian Omicron. Turki juga menjadi salah satu negara yang mencatatkan kasus harian tertinggi selama pandemi berlangsung.
Baca Juga: Daftar Sumber Sejarah Tarumanegara, Lengkap dari Berbagai Jenis
Di Indonesia, jumlah kasus aktif Covid-19 pada Rabu (12/1/2022) ini tercatat ada 6.985 kasus.
Angka itu setara dengan 0,2 persen dari total kasus konfirmasi positif Covid-19.
Jumlah kasus aktif tersebut bertambah 326 dari hari sebelumnya.
Kasus aktif adalah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dan sedang menjalani perawatan.
Angka itu didapatkan dengan mengurangi total kasus positif Covid-19 dengan angka kesembuhan dan kematian.
Hingga hari ini, kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 4.268.097.
Kemudian, kasus sembuh Covid-19 bertambah 314, sehingga jumlahnya menjadi 4.116.962 kasus.
Sementara itu, ada penambahan 6 kasus kematian akibat Covid-19. Maka, kematian akibat Covid-19 menjadi 144.150 jiwa.
(*)