Intisari - Online.com -Pejabat-pejabat di Beijing sedang menghadapi kondisi genting beberapa minggu dari dimulainya Olimpiade Musim Dingin, setelah penularan lokal pertama Omicron terjadi di kota pelabuhan utara Tianjin ke provinsi pusat Henan.
Tianjing, berlokasi 80 mil tenggara Beijing kini sedang menguji seluruh populasi dari 14 juta warganya setelah Omicron terdeteksi di dua warga lokal Sabtu lalu.
Penularan ini menjadi penularan lokal Omicron pertama di China.
Melansir CNN, kota tersebut melaporkan setidaknya 40 kasus positif di akhir minggu, termasuk 24 anak kecil walaupun otoritas kesehatan belum mengkonfirmasi apakah mereka terinfeksi dengan Omicron.
Otoritas Tianjing bergerak cepat untuk menempatkan 29 komunitas lokal di bawah aturan lockdown yang ketat.
Mereka juga memerintahkan warga tidak meninggalkan kota kecuali sangat perlu.
Bagi mereka yang ingin meninggalkan kota arus memiliki hasil tes negatif Covid-19 48 jam dan mendapatkan persetujuan dari pemberi mereka kerja atau kantor pemerintah setempat.
Namun virus sudah menyebar jauh ke luar kota itu.
Baca Juga: Jakarta Catat Meluasnya Penularan Omicron, Covid-19 Aktif Hampir Tembus 2.000 Kasus
Media pemerintah melaporkan pada hari Senin jika ada dua lagi kasus Omicron yang telah diidentifikasi di kota Anyang, provinsi Henan, lebih dari 300 mil dari Tianjin.
Pengurutan genom dari virus menemukan jika virus itu sama dengan yang menular ketika terjadi wabah di Tianjin menurut otoritas kesehatan Henan.
Seorang mahasiswa yang kembali ke Anyang dari Tianjin pada 28 Desember diyakini membawa kembali virus tersebut, menjadi kecurigaan jika varian telah menyebar di Tianjin untuk hampir 2 minggu setidaknya.
Tentu saja China khawatir dengan ini terutama karena Tianjin bisa dicapai Beijing kurang dari 30 menit dengan kereta super cepat.
Beberapa bulan terakhir, otoritas China telah menerapkan larangan lebih ketat untuk mengekang penularan Covid-19 lokal saat Beijing menyiapkan Olimpiade Musim Dingin.
Sebuah penularan Omicron sedang di pintu masuk ibu kota beberapa minggu saja sebelum Olimpiade dimulai pada 4 Februari menunjukkan sesuatu seperti skenario mimpi buruk untuk para pejabat, yang kini kemungkinan berupaya melindungi Beijing.
"Tidak mungkin untuk China mengembalikan kasusnya berjumlah nol sebelum Olimpiade Musim Dingin, karena wabah lokal terus-menerus terjadi," ujar Jin Dongyan, seorang ahli virologi di Universitas Hong Kong.
"Satu-satunya yang bisa dilakukan Beijing adalah belajar dari pengalaman di Olimpiade Musim Panas Tokyo dan menunda Olimpiade sementara penularan komunitas terjadi di negara itu," ujarnya, menyebut jika acara Olimpiade akan diadakan dalam gelembung isolasi rapat dari komunitas lokal.
Baca Juga: Kabar Gembira! Berikut 5 Fakta Mengenai Varian Omicron yang Harus Kalian Tahu
Beijing dan Tianjin membagi perbatasan pendek dan secara dekat terhubung.
Diperkirakan 100.000 orang berpindah secara teratur antara dua kota itu untuk bekerja di tahun 2020, menurut media pemerintah China Global Times.
Dalam sebuah pernyataan hari Minggu kemarin, CDC Beijing memperingatkan bagi warga Beijing agar tidak mengunjungi Tianjin dan bagi yang ada di Tianjin untuk menahan diri wisata ke ibukota.
Mereka juga meminta para pekerja di kedua kota untuk bekerja dari rumah.
Pada hari Minggu sore, tiket-tiket kereta api dari Tianjin ke Beijing sudah tidak bisa dibeli secara online.
Pemerintah pusat juga memerintahkan warga yang sampai di Beijing dari Tianjin sejak 23 Desember melapor kepada komunitas lokal mereka, atau pemberi kerja atau hotel untuk monitor kesehatan dan tes Covid-19.
Bagi mereka yang datang dari area berisiko tinggi Tianjin perlu mengisolasi diri di rumah.
Sudah sadar mengenai risiko kesehatan publik dan tekanan politik, pejabat Tianjin melaksanakan pertemuan via video pada Minggu pukul 1 dini hari dalam tujuan menunjukkan resolusi mereka menahan wabah itu.
Li Hongzhong, kepala Partai Komunis di Tianjin, adalah pendukung Presiden China Xi Jinping.
Dalam pertemuan itu, Li bersumpah untuk mengambil "penanganan penuh" untuk "membuat upaya total memblokir jaringan penularan" dan memperkuat peran Tianjin sebagai "parit" melindungi ibukota melawan virus.
Organisasi pemerintah dan partai, perusahaan milik negara dan institusi publik diperintahkan memimpin guna menjaga pegawai mereka di Tianjin sementara titik-titik pengecekan disiapkan di ibukota, jalan raya, stasiun kereta dan pelabuhan.
Semua pusat pelatihan, penitipan anak dan pusat latihan vokasi ditutup, sementara universitas dan kampus ditutup juga.
Tianjin bisa dibilang merupakan salah satu kota ramai dan terkemuka di China.
Kota ini masuk ke dalam pemerintahan kota yang setingkat dengan provinsi di bawah administrasi pemerintah pusat, bersama dengan Beijing, Shanghai dan Chongqing.
Otoritas Tianjin belum memerintahkan penguncian penuh yang akan membuat semua warga terkurung di rumah mereka, tapi penguncian diterapkan di kota barat laut Xi'an, yang menyebabkan warga protes karena kekurangan makanan dan kesulitan mendapatkan akses medis.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini