Intisari-Online.com - Sejak militer Myanmar melakukan kudeta dan menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi pada 1 Februari, Myanmar berada dalam kekacauan.
Menurut kelompok pemantau lokal, lebih dari 1.300 orang tewas di tangan pasukan junta militer sejak kudeta.
AS dan sejumlah negara Barat telah menjatuhkan serangkaian sanksi pada para pemimpin junta militer sejak kudeta.
Pada Juni, Majelis Umum PBB sepakat untuk mencegah pengiriman senjata ke Myanmar.
Namun, tindakan tersebut dianggap hanya simbolis karena tidak diambil oleh Dewan Keamanan PBB yang memiliki posisi kuat.
China dan Rusia, yang memegang hak veto di Dewan Keamanan PBB, serta India adalah pemasok senjata utama ke Myanmar.
Baru-baru ini, milisi anti-junta militer mengaku menemukan lebih dari 30 jenazah yang hangus terbakar.
Di antara jenazah itu ada perempuan dan anak-anak.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR