Intisari-Online.com -Seorang gadis muda bernamaElisabeth Fritzldipaksa menghabiskan 24 tahun dikurung dan disiksa ayahnya sendiri, Joseph Fritzl.
Hal itu bermula pada 28 Agustus 1984, ketika Elisabeth Fritzl yang berusia 18 tahun hilang.
Ibunya Rosemarie buru-buru mengajukan laporan orang hilang, panik atas kehilangan putrinya.
Penyekapan oleh Joseph Fritzl terhadap putrinya, Elisabeth Fritzl, disebut media Austria sebagai kejahatan terburuk sepanjang masa.
Baca Juga: Apa yang Terjadi pada Anak-anak Elisabeth Fritzl Hasil Kejahatan Ayahnya Sendiri?
Pensiunan tukang listrik itu secara kejam dan dengan berbagai tipuan menyembunyikan keluarga gelapnya itu selama 24 tahun.
Sementara kepada Elisabeth dan tiga anak lainnya yang dikurung di ruang bawah tanah, Joseph selalu mengancam, "Kalian akan mati kalau sampai terjadi apa-apa dengan saya."
Polisi Austria menyebarkan foto-foto sel bawah tanah tempat Elisabeth disekap selama lebih dari separuh masa hidupnya.
Untuk masuk ke ruang bawah tanah itu, orang harus melewati pintu rahasia yang terbuat dari baja ukuran 1 x 0,5 meter.
Pintu itu tersembunyi di balik sebuah lemari di bengkel bawah tanah, dan hanya bisa dibuka dari luar atau dengan pengendali jarak jauh oleh Joseph setiap kali ia mengunjungi anak-anak rahasianya itu.
Di balik pintu itu masih ada lorong sempit dan rendah yang hanya bisa dilalui satu orang.
Lorong itu menuju ke lima ruang sempit dengan tinggi 1,7 meter, di antaranya dapur, dua ruang tidur, satu kamar mandi, dan gudang yang dilapisi karet.
Di gudang itulah salah satu anak rahasia yang menderita epilepsi dibawa tiap kali kumat.
Tidak jelas apakah gudang itu juga digunakan untuk tujuan yang lebih seram.
Namun, Kolonel Franz Polzer, Kepala Satuan Kriminal Kepolisian Lower Austria, yang memimpin penyelidikan itu, mengatakan, ruang itu dibuat agar Joseph bisa melakukan penyiksaan selama bertahun-tahun.
Ruang bawah tanah itu sebenarnya awalnya kecil.
Namun, selama bertahun-tahun, Joseph memperluas dan menambah jumlah kamar serta melengkapinya dengan listrik dan saluran air.
Salah satu foto memperlihatkan kamar mandi yang tampaknya dihiasi sendiri oleh Elisabeth dan anak-anaknya dengan lukisan cumi-cumi, bunga, dan keong di dindingnya yang dilapisi keramik putih.
Ada upaya untuk membuat ruang horor itu terasa lebih menyerupai rumah tinggal, antara lain dengan menambahkan gajah mainan, bunga plastik, botol air panas, dan kursi kayu anak-anak.
Untuk menuju kamar tidur, orang harus melewati lorong sempit.
Kamar itu didekor dengan hiasan, seperti bintang dari kertas yang ditempel di tembok.
Sang istri tidak pernah tahu apa yang terjadi karena di rumah itu Joseph sangat otoriter dan apa yang dia katakan pasti dituruti.
Ia melarang siapa pun masuk ruang bawah tanah.
Di ruang penyekapan itu, Elisabeth pertama kali melahirkan Kerstin.
Ia menghabiskan seluruh hidupnya bersama dua anaknya yang lain selain Kerstin, yaitu Stefan dan Felix.
Elisabeth, Kerstin, Stefan, dan Felix akhirnya bisa melihat cahaya matahari setelah Fritzl buka mulut.
Itu pun setelah ia memutuskan membawa Kerstin ke rumah sakit akibat penyakit tertentu yang membuatnya koma.
Selama disekap mereka berhubungan satu arah dengan dunia luar, yaitu lewat televisi.
Tak mengherankan kalau kemudian Felix begitu tercengang melihat mobil yang sebelumnya hanya bisa dilihat di televisi.
Joseph diketahui membesarkan tiga anak lain, Lisa, Monika, dan Alexander, di rumahnya bersama Rosemarie.
Ia mengarang cerita bahwa Elisabeth telah meninggalkan salah satu dari ketiga anak itu di depan pintunya.
Dalam surat yang tampaknya ditulis dengan paksaan, Elisabeth minta sang ayah merawat anaknya itu.
Anak laki-laki lain, kembaran Monica, meninggal beberapa hari setelah dilahirkan dan diduga jasadnya dibakar oleh Joseph di tungku pemanas rumah itu.
Lisa, Monica, dan Alexander diyakini tidak tahu-menahu soal keberadaan ibu dan tiga saudara kandungnya yang tinggal hanya beberapa kaki di bawah mereka.
Belum jelas mengapa Joseph memilih ketiga anak itu untuk tinggal bersama dengannya dan hidup normal seperti anak-anak lain.
(*)