"Hambali menolak memberi saya uang untuk membeli komputer untuk kamp tersebut. Tetapi jika saya berencana untuk mengebom gereja-gereja di Kota Kinabalu, dia akan bersedia membayar," katanya.
Selama operasi gabungan polisi Thailand dan CIA pada 11 Agustus 2003, 20 polisi menggerebek dan menangkap Hambali hidup-hidup di sebuah apartemen di Ayutthaya, 75 km dari Bangkok.
Polisi juga menyita bahan peledak dan senjata api di lokasi.
Itu adalah hasil perburuan selama 20 bulan terhadap Hambali, yang saat itu berusia 37 tahun.
Hambali sendiri mempertahankan hidup hemat dalam pelarian.
Pada saat penangkapannya, dia tinggal di sebuah apartemen tanpa AC di Thailand dengan bayaran 60 dollar AS per bulan.
Penyelidik Thailand hanya menemukan telur segar di apartemen, dan istrinya yang keturunan Malaysia-Cina mengatakan Hambali biasa berjalan ke toko terdekat untuk membeli bahan makanan dan memasak semua makanannya.
Satu-satunya hal berharga yang pernah dia terima dari suaminya adalah sepasang anting-anting emas bertatahkan berlian.
Menurut beberapa perkiraan, bom Bali tahun 2002 menelan biaya sekitar 35.000 dollar S, termasuk membeli mobil van, bahan pembuat bom dan menyewa rumah persembunyian untuk merakit bahan peledak.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR